Sentul, 27 Februari 2025 - Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan, Ketua Ecomasjid Hayu Prabowo berbicara dalam siaran langsung Radio Az-Zikra AM 1170 mengenai pentingnya menjaga lingkungan sebagai wujud ketakwaan. Program bertajuk EcoRamadhan ini bertujuan untuk mengajak umat Islam menjalani gaya hidup yang lebih ramah lingkungan selama Ramadan. Dalam siaran tersebut, Hayu Prabowo menekankan bahwa puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang pengendalian diri dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam penggunaan sumber daya alam. Mengutip QS. Al-Baqarah [2]: 183, beliau mengingatkan bahwa ketakwaan sejati juga mencakup kepedulian terhadap lingkungan.

Puasa dan Kesadaran LingkunganMenurut Imam Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin, kerakusan manusia sering kali menjadi penyebab utama perusakan lingkungan. Oleh karena itu, Ramadan harus menjadi momentum bagi umat Islam untuk melatih hidup sederhana dan bertanggung jawab terhadap bumi. Empat Prinsip EcoRamadhan: 1).Hindari Konsumsi Berlebihan - Makan secukupnya, memilih makanan lokal, dan menghindari pembelian berlebihan.2). Ciptakan Lingkungan Tanpa Sampah - Mengurangi plastik, menggunakan tas belanja sendiri, dan mendonasikan barang layak pakai.3). Hemat Energi dan Sumber Daya - Menggunakan air wudhu secukupnya (750 ml cukup!), menghemat listrik, serta memilih alat hemat energi. 4). Gunakan Waktu untuk Ibadah dan Amal Sosial - Memperbanyak ibadah, berbagi makanan kepada yang membutuhkan, dan menyumbangkan barang-barang layak pakai.

MUI telah menetapkan Fatwa No. 47/2014 yang mengharuskan umat Islam untuk menjaga kebersihan lingkungan serta menghindari perilaku tabdzir (menyia-nyiakan sesuatu yang masih bisa dimanfaatkan) dan israf (berlebihan dalam penggunaan). Sebagai khalifah di bumi, umat Islam wajib berperan aktif dalam melestarikan alam, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW.

Beberapa negara maju telah menerapkan ekonomi sirkular yang menekankan daur ulang dan pemanfaatan kembali barang untuk mengurangi limbah. Konsep ini bisa diterapkan di Indonesia agar lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dalam konteks Ramadan, menerapkan ekonomi sirkular bisa dimulai dengan mendaur ulang barang yang tidak terpakai, menghindari penggunaan plastik sekali pakai, serta mendukung bank sampah sebagai solusi pengelolaan limbah yang lebih baik.

EcoRamadhan bukan sekadar gerakan, tetapi juga refleksi dari ketakwaan kita kepada Allah. Dengan menjaga lingkungan, kita tidak hanya memperbaiki kualitas hidup, tetapi juga mendapatkan keberkahan di akhirat. Menjaga ibadah dan lingkungan adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Rasulullah SAW sendiri mencontohkan hidup sederhana dan tidak berlebihan dalam konsumsi maupun penggunaan sumber daya.

Sebagai contoh, dalam hal makanan, Islam menganjurkan untuk makan secukupnya dan tidak berlebihan. Umar bin Khattab pernah mengingatkan agar umat Islam tidak mengonsumsi makanan hingga terlalu kenyang, karena hal ini dapat merugikan tubuh serta lingkungan. Selain itu, memilih makanan lokal dan menghindari makanan impor juga membantu mengurangi jejak karbon dari transportasi dan penyimpanan bahan pangan.

Di bidang energi, umat Islam juga bisa menerapkan kebiasaan hemat dengan mengurangi penggunaan listrik dan air. Rasulullah SAW sendiri mencontohkan penggunaan air secara bijak dalam berwudhu, di mana beliau hanya menggunakan sedikit air tanpa berlebihan. Dengan demikian, umat Islam dapat belajar untuk lebih peduli terhadap penggunaan sumber daya yang terbatas.

Ramadan juga bisa menjadi momentum untuk berbagi dengan sesama. Selain berbagi makanan dengan orang yang membutuhkan, umat Islam juga bisa mendonasikan barang-barang yang masih layak pakai agar dapat digunakan kembali oleh orang lain. Di beberapa negara maju, barang-barang bekas yang masih dalam kondisi baik tidak langsung dibuang, tetapi disumbangkan atau diperbaiki agar bisa digunakan kembali. Konsep ini sejalan dengan ajaran Islam yang menganjurkan untuk tidak menyia-nyiakan barang yang masih bermanfaat.

Selain itu, dalam ajaran Islam, manusia diperintahkan untuk menjaga keseimbangan alam. Seperti dalam sabda Rasulullah SAW, “Orang mukmin itu bagaikan lebah, jika ia makan sesuatu ia makan yang baik, jika ia mengeluarkan sesuatu ia keluarkan yang baik. Dan jika ia hinggap di ranting yang sudah lapuk pun, ranting itu tidak dirusaknya.” (HR. Tirmidzi). Hadis ini mengajarkan bahwa manusia harus berperilaku baik terhadap alam, tidak merusaknya, dan hanya mengambil seperlunya.

Menjelang Ramadan ini, mari kita tingkatkan kepedulian terhadap lingkungan. Selain beribadah kepada Allah, kita juga harus berbuat baik kepada sesama dan alam sekitar. Dengan begitu, kita bisa menjalani ibadah Ramadan dengan lebih berkah dan bermanfaat. Mari kita tutup sesi ini dengan doa:

"Robbana Atina Fiddunya Hasanah, Wa Fil Akhiroti Hasanah, Waqina Adzabannar."

Semoga Allah memberikan keberkahan bagi kita semua di bulan Ramadan dan menjadikan kita hamba-hamba yang peduli terhadap lingkungan.

Share:
Hayu Susilo Prabowo Prabowo

Inisiator EcoMasjid dan Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam MUI