Cara Membuat Keran Hemat Air Wudhu
Bersuci dengan melakukan wudhu merupakan salah satu syarat sahnya shalat. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan air pada anggota-anggota tubuh, seperti wajah, kedua tangan, kepala, telinga, dan kedua kaki. Penggunan air untuk berwudhu seharusnya dilakukan secara cermat dan hemat. Hal ini mengacu pada hadits dari Anas bin Malik R.A.: “Rasulullah S.A.W. berwudhu dengan satu mud dan mandi dengan satu sha’ hingga lima mud” (HR. Bukhari no. 198 dan Muslim no. 325). Takaran satu mud adalah setara dengan volume air pada kedua telapak tangan orang dewasa. Beberapa referensi mengatakan bahwa satu mud setara dengan 625 – 1030 mL atau kira-kira 1 botol air mineral ukuran sedang.
Bukan berarti penggunaan air wudhu yang hemat ini karena di negeri Arab sukar air, ternyata meskipun dalam keadaan air melimpahpun, Rasulullah saw juga melarang pemborosan air. Nabi melihat Sa'ad yang sedang berwudhu, lalu beliau berkata, "Pemborosan apa itu, hai Sa'ad?" Sa'ad bertanya, "Apakah dalam wudhu ada pemborosan?" Nabi menjawab, "Ya, meskipun kamu (berwudhu) di sungai yang mengalir." (HR. Ahmad). Dalam hal pemborosan ini Allah berfirman
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al A’raf [7]:31)
Tusrifu (berlebih-lebihan) bukan dalam hal makan dan minum saja. Minum berlebihan menggunakan air, wudhu berlebihan menggunakan air. Israf dalam hal ini berlebihan menggunakan sesuatu, termasuk menggunakan air untuk berwudhu. Berlebihan dalam berwudhu termasuk bermaksiat kepada Nabi dan dosa dihadapan Allah SWT.
Terlepas dari perbedaan angka volume tersebut diatas, pada kenyataannya banyak dari kita yang berwudhu dengan menggunakan air secara berlebihan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatur penggunaan air wudhu agar tidak berlebihan adalah dengan memasang alat pembatas aliran pada keran-keran air untuk berwudhu.
Alat pembatas aliran air keran dapat dibuat dengan membuat bulatan ½ inci dari sendal karet. Bulatan karet ini kemudian dilubangi dan dimasukan sedotan air mineral gelas sebagai pembatas aliran air (orifice). Orifice ini dapat dipasang pada berbagai keran air ukuran ½ inci yang beredar di pasaran. Pengujian menunjukan penghematan penggunaan air dapat mencapai hingga 50%, tergantung tekanan air.
Masjid dan Pondok Pesantren Al Amanah dan Masjid dan Pondok Pesantren Azzikra telah memasang alat ini di kedua lokasinya di Sentul dan Gunung Sindur dengan jumlah keran wudhu lebih dari 300 keran.
Berikut cara membuat sumbat pembatas aliran air untuk keran wudhu.
https://www.youtube.com/watch?v=32kwXwIIdug