Allah SWT berfirman:

الَّذِي جَعَلَ لَكُمْ مِنَ الشَّجَرِ الْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَا أَنْتُمْ مِنْهُ تُوقِدُونَ

yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu" (QS.Yasin [36] :80)

Firman ini dapat kita ambil hikmahnya adalah bahwa kayu merupakan sumber api (energi) di bumi yang dapat kita gunakan seterusnya. Memang kenyataannya kayu bakar merupakan sumber energi selama masa peradaban manusia. Bahkan bahan bakar fosil yang saat ini banyak kita gunakan seperti batubara, minyak dan gas bumi  berasal dari bahan organik dari tumbuh2an dan makhluk hidup lainnya.

Pada jaman yang modern ini, meski sudah tersedia bahan bakar jenis lain yang memiliki nilai kalori lebih tinggi, lebih bersih, dan lebih praktis, namun beberapa jenis kuliner di dunia masih menggunakan kayu bakar untuk memasaknya. Di berbagai tempat, kayu bakar tetap digunakan karena telah menjadi ciri khas. Memasak dengan kayu bakar diyakini memiliki rasa yang berbeda dibandingkan memasak dengan bahan bakar lain.

Kayu bakar juga menjadi mata pencaharian bagi rakyat miskin hingga saat ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh seorang dari kalian yang mengambil talinya lalu dia mencari seikat kayu bakar dan dibawa dengan punggungnya kemudian dia menjualnya lalu Allah mencukupkannya dengan kayu itu lebih baik baginya daripada dia meminta-minta kepada manusia, baik manusia itu memberinya atau menolaknya”. (H.R. Bukhari)

 

Setiap enam jam matahari memandikan tanah bumi dengan energi sebesar konsumsi dunia dalam setahun. Jika kita bisa menemukan cara untuk mengumpulkan dan mendistribusikan energi ini, maka masalah energi kita akan terpecahkan.

Proses alamiah penyimpanan energi matahari ini adalah fotosintesis pada daun. Fungsi daun yang utama pada setiap tumbuhan berfungsi sebagai tempat pengolahan zat makanan melalui proses fotosintesis melalui sel-sel yang mengandung klorofil (zat hijau daun). Dalam fotosintesis, energi cahaya, air dan karbon dioksida diubah oleh klorofil menjadi senyawa organik atau karbohidrat dan oksigen. Karbohidrat inilah yang menjadi nutrisi bagi tumbuhan. Karbohidrat digunakan sebagai sumber energi dan bahan untuk membuat senyawa lain yang dibutuhkan tumbuhan. Sebagian dari karbohidrat ini di simpan sebagai cadangan makanan yang dapat digunakan sebagai sumber energi biomassa. Allah telah menciptakan daun sebagai solar panel untuk merubah dan menyimpan energi matahari menjadi massa dalam bentuk pohon yang dapat kita manfaatkan sebagai sumber energi yang abadi.

Pohon mengambil karbon dioksida dari atmosfer dan mengubahnya menjadi biomassa dan ketika poohon mati, karbon dioksida dilepaskan kembali ke atmosfer. Pohon-pohon baru mengambil kembali karbon dioksida yang dihasilkan, siklus karbon secara teoritis tetap seimbang, dan tidak ada karbon dioksida tambahan yang ditambahkan ke neraca atmosfir - sehingga biomassa dianggap sebagai “karbon netral.” Biomassa dianggap sebagai sumber energi terbarukan karena energi yang melekat berasal dari matahari dan karena dapat tumbuh kembali dalam waktu yang relatif singkat.

Sebagai sumber energi, biomassa dapat digunakan secara langsung melalui pembakaran untuk menghasilkan panas, atau secara tidak langsung setelah mengubahnya menjadi berbagai bentuk biofuel. Kayu tetap menjadi sumber energi biomassa terbesar saat ini, contohnya termasuk residu hutan - seperti pohon mati, cabang dan tunggul pohon, serpihan kayu dan bahkan sampah kota.  

 

Keuntungan Penggunaan Biomasa

Penggunaan biomasa sebagai somber energi memiliki lebih banyak keuntungan daripada penggunaan sumber lainnya. Dibandingkan dengan bahan bakar fosil sebagai sumber energi yang paling banyak digunakan saat ini, biomasa memiliki keunggulan, yaitu sifatnya yang terbarukan.

Dari segi lingkungan, penggunaan energi bersumber biomasa adalah salah satu langkah mengurangi emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Pembakaran biomasa tanaman misalnya, akan menghasilkan CO2 sejumlah yang digunakan tanaman tersebut untuk berfotosintesis sebelumnya, sehingga total CO yang dihasilkan oleh biomasa adalah nol. Hal inilah yang menyebabkan biomasa disebut sebagai “karbon netral.”

Selain CO2, gas-gas lain yang juga berkontribusi menghasilkan efek rumah kaca adalah NO2, SO2, dan Hg. Penggunaan biomasa juga menguntungkan untuk menurunkan kandungan gas-gas ini di udara. Biomasa mengandung sangat sedikit atau bahkan sama sekali tidak mengandung sulfur, sehingga produksi gas SO2 hasil pembakaran dapat ditekan. Pada biomasa yang bersumber dari derivasi bahan pangan, misalnya timbah rumah tangga, meskipun terkandung sulfur, namun terdapat juga kandungan kalsium yang berguna untuk menangkap kandungan sulfur tersebut.

Pada pembakaran bahan bakar fosil, nitrogen yang terdapat di bahan bakar dan di udara teroksidasi menjadi NO, yang merupakan pemicu hujan asam atau N2O, yang merupakan salah satu gas rumah kaca. Selain berdampak buruk pada lingkungan, kedua gas ini juga sulit untuk dipisahkan. Penggunaan biomasa kembali menguntungkan untuk menghindari hal ini, karena pada sistem pembakaran biomasa, hanya diproduksi gas N2O dalam jumlah yang sangat sedikit. Lebih jauh lagi, pada penggunaan biomasa dengan proses gasifikasi, nitrogen dihasilkan dalam bentuk N, atau NH3. Kedua gas ini relatif mudah dipisahkan dari sistem.

Secara sosiopolitik, penggunaan biomasa juga menguntungkan dari berbagai segi. Yang pertama adalah karena biomasa merupakan sumber daya lokal. Untuk memanfaatkan biomasa secara ekonomis, sumber biomasa harus diperoleh dari jarak yang tidak jauh dari pabrik pengolahannya. Hal ini secara tidak langsung menyebabkan perkembangan industri-industri lain terkait pertumbuhan, pengumpulan, dan transportasi biomasa. Sebagian orang bahkan percaya bahwa pabrik dengan bahan bakar biomasa dapat menampung tenaga kerja 20 kali lipat dari pabrik dengan bahan bakar fosil. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah penggunaan biomasa sebagai sumber energi akan mengurangi ketergantungan negara terhadap impor bahan bakar fosil.

Pemanfaatan energi biomasa tidak memerlukan peralatan canggih sehingga dapat mudah digunakan ataupun dikembangkan menjadi energi panas ataupun energi lainnya. Inilah yang menjadi keistimewaan penggunaan biomasa dapat digunakan oleh seluruh tingkat kehidupan masyarakat.

Sebagai sunatullah, pemanfaatan teknologi energi terbarukan biomassa perlu dikembangkan dan ditingkatkan guna kemaslahatan umat meningkatkan ketahanan energi Indonesia. Apalagi mengingat bahwa pasokan energi nasional sangat bergantung dari negara lain yang dapat mempengaruhi kedaulatan negara.

Oleh: Dr. Ir. Hayu Prabowo

Share:
Hayu Susilo Prabowo Prabowo

Inisiator EcoMasjid dan Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam MUI