Manusia Menjadi khaifah Allah dimuka Bumi

 

Khutbah Pertama:

 

Hadirin Sidang Shalat Jum’at Rahimakumullah

Alhamdulillah puji syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Pada hari ini kita diizinkan oleh Allah SWT untuk menghadiri shalat Jum’at dalam keadaan sehat wal 'afiyat dan penuh kekhusyukan. Selanjutnya, shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada baginda Rasulullah SAW, keluarga, para sahabat, dan umatnya yang setia dengan ajaran-ajarannya hingga hari kiamat. Amin ya Rabb  aI-Alamin.

 

Hadirin Sidang  Shalat Jum’at  yang  Berbahagia

Allah SWT telah mengangkat umat manusia menjadi khalifah di muka bumi ini. Hal ini merupakan salah satu bentuk penghargaan Allah SWT yang luar biasa kepada umat manusia, yang tidak diberikan kepada makhluk lain. Penghargaan tersebut terekam secara jelas dalam firman Allah SWT berikut ini.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (Q.S. Al-Baqarah [2]: 30).

 

Ayat di atas mengandung pemberitahuan Allah SWT kepada malaikat bahwa Allah akan menjadikan khalifah di bumi. Adapun yang dipilih oleh Allah untuk menjadi khalifah-Nya di muka bumi adalah manusia. Terhadap keputusan Allah SWT tersebut, para malaikat menyangsikan kemampuan manusia dalam mengemban tugas mulia sebagai khalifah tersebut. Dalam pandangan malaikat, manusia suka membuat kerusakan dan menumpahkan darah. Oleh karena itu, manusia tidak layak dipilih sebagai khalifah di muka bumi. Adapun yang pantas dipilih sebagai khalifah di muka bumi menurut para malaikat adalah dirinya. Malaikat merasa selalu bertasbih, bertahmid dan menyucikan Allah SWT. Menanggapi anggapan para malaikat tersebut selanjutnya Allah SWT meyakinkan kepada mereka dengan mengatakan bahwa salah satu alasan manusia dipilih menjadi khalifah di muka bumi ini adalah karena manusia memiliki  kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh para malaikat. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۗ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-An'am [6]: 165).

Karena manusia memiliki kelebihan wawasan, intelektual dan keterampilan yang tidak dimiliki oleh para malaikat, maka manusialah yang dipilih oleh Allah SWT sebagai khalifah-Nya di muka bumi ini. Kata khalifah berarti seseorang yang diberi mandat untuk bertindak sebagai pengatur atau wakil Allah SWT di muka bumi.

 

Hadirin yang Berbahagia.

Apa yang harus dilakukan oleh manusia sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi? Allah SWT telah menjelaskan apa saja yang harus dilakukan oleh umat manusia untuk menjadi khalifah-Nya di muka bumi ini. Salah satu yang harus dilakukan adalah kegiatan mengelola dan memakmurkan bumi demi terwujudnya kesejahteraan segenap umat manusia. Terkait dengan tugas manusia untuk mengelola dan memakmurkan bumi ini, Allah SWT berfirman sebagai berikut:

هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ

“… Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)".Q.S. Hud [11]: 61).

Ayat di atas menjelaskan dengan tegas bahwa tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi ini adalah melakukan 'imarah, yaitu mengelola dan memakmurkan bumi. Bumi dan isinya seperti tumbuhan-tumbuhan, hewan, hutan, gunung, daratan, air, sungai, lautan, dan ikan harus dikelola oleh manusia untuk kesejahteraan umat manusia secara keseluruhan. Imam Al-Alusi ketika menafsirkan ayat di atas mengatakan bahwa kewajiban manusia memakmurkan bumi ini karena dua alasan pokok. Alasan pertama adalah bahwa bumi dan seisinya ini diciptakan oleh Allah SWT untuk dihuni dan diambil manfaatnya oleh umat manusia secara keseluruhan. Alasan kedua adalah bahwa manusia memiliki kemampuan dan keahlian untuk mengelola dan memakmurkan bumi dan seisinya demi terwujudnya kemaslahatan dan kesejahteraan segenap umat manusia. lbnu Asyur menambahkan, bahwa yang dimaksud dengan memakmurkan bumi di sini adalah aktivitas meramaikan bumi dengan penataan bangunan dan pelestarian lingkungan dengan menanam pohon dan bercocok tanam sehingga semakin panjang usia kehidupan bumi ini dengan seluruh penghuninya.

 

Hadirin Rahimakumullah

Lebih lanjut, Imam Zamakhsyari dalam kitab "Tafsir Al-Kasyaf mengungkap pengalaman yang pernah dilakukan oleh para raja Persi sebagai contoh nyata tentang kegiatan mengelola dan memakmurkan bumi. Menurutnya, raja-raja Persi selama menjalankan pemerintahan, mereka banyak membuat sungai, menanam pohon, dan membangun bangunan-bangunan yang sangat megah pada zamannya. Atas dasar itu, Allah SWT memberikan kesempatan kepada mereka untuk hidup lebih lama di muka bumi dalam rangka menikmati hasil pengelolaan alam yang mereka lakukan. Hal ini sejalan dengan akar kata al-istismar yang ada dalam ayat di atas yang berarti usia. Ketika salah seorang Nabi bertanya kepada Allah SWT tentang fenomena tersebut: "Kenapa Engkau memperpanjang usia mereka?" Allah SWT menjawab: "Mereka telah menghidupkan bumi-Ku dengan mengelola dan memakmurkannya, sehingga hamba-hamba-Ku dapat hidup dengan baik di atasnya".

Jelaslah bahwa usaha mengelola dan memakmurkan bumi ini merupakan sarana untuk memperpanjang usia kehidupan manusia seiring dengan diperpanjangnya usia bumi. Melalui ayat di atas, Allah SWT menggambarkan tentang kaum terdahulu yang diperpanjang usianya karena kekuatan fisik dan banyaknya aktivitas mengelola bumi yang mereka lakukan. Tidak ada yang menandingi kekuatan fisik dan aktivitas mereka dalam mengelola dan memakmurkan bumi, sehingga hal tersebut turut menambah usia dan kemakmuran mereka.

 

Hadirin Rahimakumullah

Selanjutnya, hal kedua yang harus dilakukan oleh manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi adalah menjaga kelestarian bumi dari berbagai bentuk tindakan manusia yang menyebabkan terjadinya kerusakan bumi dan seisinya. Banyak tindakan manusia yang dengan alasan mengelola bumi tetapi ternyata berpotensi merusak kelestariannya di alam raya ini. Salah satu contohnya adalah kegiatan mengeksploitasi alam ini baik ekosistem darat maupun lautnya secara berlebihan demi memenuhi kebutuhan hidup mereka baik untuk kebutuhan makanan, pakaian, perumahan, maupun hiburan. Selain itu, ada juga tindakan manusia lainnya yang berpotensi merusak alam ini. Misalnya, menggunakan sumber daya alam secara boros, membuang sampah secara sembarangan, menebang dan membakar hutan secara berlebihan. Ditambah lagi dengan tindakan pencemaran air, tanah dan udara yang dilakukan oleh manusia tanpa memperhatikan kelestarian alam dan hak hidup manusia lainnya. Tindakan manusia yang berpotensi merusak alam dan lingkungan tersebut sungguh bertolak belakang dengan tugas kedua manusia sebagai khalifah di muka, yaitu menjaga kelestarian alam raya ini. Terkait dengan hal ini Allah SWT berfirman sebagai berikut:

ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ بَعْدَ ذَٰلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ

"…kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi". (Q.S. Al-Maidah [5]: 32).

Pada bagian akhir dari khutbah pertama ini, saya ingin menegaskan kembali bahwa manusia memiliki tugas mulia dari Allah SWT, yaitu menjadi khalifah-Nya di muka bumi ini. Tugas ini mengandung dua pengertian sekaligus yaitu: memakmurkan bumi dan seisinya sekaligus menjaga kelestarian alam dari tindakan-tindakan yang menyebabkan terjadinya kerusakan alam. Sungguh tugas mulia ini merupakan penghargaan yang luar biasa dari Allah SWT kepada umat manusia, karena tugas ini tidak diberikan kepada makhluk yang lain.

Berdasarkan tugas mulia tersebut, saya ingin menyerukan kepada para jamaah agar kita dapat melaksanakan tugas memakmurkan bumi dan menjaga kelestariannya tersebut dengan sebaik-baiknya. Jika kita berprofesi di bidang pertanian dan perkebunan, marilah kita kelola sawah dan lahan kita dengan sebaik-baiknya. Kita hindari menggunakan obat-obatan kimiawi yang berlebihan, karena hal itu akan merusak kualitas dan tingkat kesuburan tanah. Jika kita berprofesi di bidang kehutanan, marilah kita makmurkan bumi dan hutan dengan tidak menebang dan membakar hutan sampai gundul, karena hal itu akan merusak ekologi hutan. Jika kita berprofesi di bidang perindustrian, marilah kita kelola perusahaan kita dengan peduli pada lingkungan terutama terkait dengan pencemaran air, tanah dan udara, karena hal itu akan mengganggu kesehatan anggota masyarakat. Jika kita berprofesi sebagai guru dan pendidik, marilah kita didik anak-anak dan para siswa kita untuk peduli dan cinta pada lingkungannya, demi kelestarian alam dan masa depan putra-putri kita. Semoga!

 

Khutbah Kedua:

 

 

Share:
admin@ecomasjid.id