Sampah merupakan limbah dari kegiatan dan kehidupan manusia. Tanpa pengelolaan yang baik, sampah akan menimbulkan permasalahan yang berdampak pada kehidupan sosial, ekonomi serta kesehatan masyarakat. Berdasarkan data tahun 2017 dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, penduduk DKI Jakarta memproduksi sekitar 7.000 ton/hari sampah, 60% adalah sampah rumah tangga yang terdiri dari sekitar 54% organik.

Proses yang diperkenalkan ini adalah karbonisasi sampah dengan sampah, yaitu sampah rumah tangga basah - tanpa pilah dan pilih - ditempatkan dalam reaktor tertutup dipanaskan bawah tekanan yang dihasilkan sendiri. Selama proses ini reaksi kimia yang kompleks terjadi. Produk akhir adalah residu padat berupa biochar dan gas. Proses ini disebut Torefaksi, yaitu proses termal untuk mengubah biomassa menjadi bahan seperti batu bara, yang memiliki karakteristik bahan bakar yang lebih baik daripada biomassa asli.

Proses yang dilakukan adalah, sampah di masukan dalam reaktor (drum biru berdinding ganda) yang dipanaskan dengan menggunakan panas dari Tungku Bakar Sampah Tanpa Asap – TABASTA (Paten PID201900802) – drum coklat kiri bawah pada gambar. TABASTA pembakaran yang lebih ramah lingkungan pada temperatur tinggi (> 800 derajat Celsius) dengan sampah sebagai bahan bakarnya. TABASTA dilengkapi dengan pengontrol polusi udara dengan air sebagai filter untuk menangkap partikel-partikel debu.

Jadi dalam hal ini sampah membakar sampah dalam suatu bejana dengan oksigen terbatas yang akan memaksimalkan jumlah massa produk padatan dengan mengurangi kadar oksigen sekaligus meningkatkan kadar karbon pada biomassa tersebut untuk dijadikan biochar (arang) dan gas.

Biochar bisa digunakan untuk pupuk ataupun bahan bakar ataupun sebagai co-firing sebagai alternatif mengurangi pemakaian batu bara, dengan cara mensubstitusi sebagian batu bara dengan bahan bakar renewable (dalam hal ini pelet biochar) pada rasio tertentu, dengan tetap memperhatikan kualitas bahan bakar sesuai kebutuhan. Berikut pertimbangan dari sisi karbon nya:

1. “Karbon Negatif” bila biochar digunakan sebagai Pupuk karena karbon terkubur lagi.

2.  “Karbon Netral” bila dibuat pelet bahan bakar terbarukan untuk  kompor biomasa ataupun co-firing pengganti batubara untuk PLTU.

  

Biomassa hasil karbonisasi adalah arang dengan manfaat sbb:

  1. Mengecilkan ukuran dan memudahkan penanganan dan penyimpanan biomassa. Menyerap air yang lebih sedikit selama penyimpanan.
  2. Meningkatkan efisiensi gasifikasi biomassa tersebut sehingga bahan bakar biomassa yang lebih bersih dengan kandungan asam yang lebih rendah pada asap pembakarannya. Sehingga sangat cocok untuk kompor biomassa.
  3. Dapat dibuat pellet biomassa dengan kualitas dan kadar energi volumetris yang tinggi. 

 

Dr. Ir. Hayu Prabowo 

Share:
Hayu Susilo Prabowo Prabowo

Inisiator EcoMasjid dan Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam MUI