Allah SWT berfirman:

الَّذِي جَعَلَ لَكُمْ مِنَ الشَّجَرِ الْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَا أَنْتُمْ مِنْهُ تُوقِدُونَ

yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu" (QS.Yasin:80)

 Firman ini dapat kita ambil hikmahnya adalah bahwa kayu atau biomassa merupakan sumber api (energi) yang dapat kita gunakan seterusnya. Memang kenyataannya biomassa merupakan sumber energi selama masa peradaban manusia. Bahkan bahan bakar fosil yang saat ini banyak kita gunakan seperti batubara, minyak dan gas bumi  berasal dari bahan organik dari tumbuh2an dan makhluk hidup lainnya. 

Dalam kondisi perubahan iklim dan semakin menipisnya sumber bahan bakar fosil mengharuskan ekonomi berubah menjadi berbasis pada sumber daya terbarukan. Mempertahankan penyediaan nutrisi global juga menuntut peningkatan produktivitas dengan memperhatikan perlindungan sumber daya dan lingkungan. Pengetahuan dan metode biologi dan teknologi mutakhir melalui produksi intensif namun berkelanjutan, akan menjadikan perubahan penyediaan dan pemrosesan biomassa sebagai basis sumber daya industri sekaligus mengurangi beban pada lingkungan dan melestarikan sumber daya bumi yang terbatas. Dengan demikian Kilang Biomassa menawarkan peluang masa depan untuk merekonsiliasi pertumbuhan ekonomi dengan tindakan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Kilang biomassa adalah fasilitas yang mengintegrasikan proses konversi biomassa untuk menghasilkan bahan bakar, energi, panas, dan bahan kimia bernilai tambah dari biomassa. Konsep kilang biomassa analog dengan kilang minyak saat ini, yang menghasilkan berbagai bahan bakar dan produk dari minyak bumi.

International Energy Agency Bioenergy Task 42 mendefinisikan kilang biomassa sebagai pemrosesan berkelanjutan biomassa menjadi spektrum produk berbasis bio (makanan, pakan, bahan kimia, material) dan bioenergi (biofuel, daya dan / atau panas). Dengan memproduksi banyak produk, kilang biomassa mengambil keuntungan dari berbagai komponen dalam biomassa dan turunannya sehingga memaksimalkan nilai yang berasal dari bahan baku biomassa.

Kilang biomassa dapat menghasilkan satu atau beberapa komponen dengan volume rendah, tetapi bernilai tinggi, seperti kimia atau produk nutraceutical*) dan bernilai rendah, tetapi volume tinggi seperti biodiesel atau bioetanol. Pada saat yang sama menghasilkan listrik dan panas, melalui teknologi gabungan panas dan daya (combined heat and power - CHP) untuk konsumsi internal ataupun untuk dijual ke lokal.

Produk bernilai tinggi meningkatkan keuntungan, bahan bakar volume tinggi membantu memenuhi kebutuhan energi, dan produksi listrik membantu menurunkan biaya energi dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Meskipun ada beberapa fasilitas yang bisa disebut kilang bio, kilang bio belum sepenuhnya terealisasi. Kilang biomassa di masa depan dapat memainkan peran utama dalam memproduksi bahan kimia dan produk yang saat ini diproduksi dari minyak bumi.

 *) Nutraceutical sering mengacu pada fitokimia atau pangan fungsional merupakan senyawa kimia bioaktif alami yang bermanfaat untuk kesehatan berupa pencegahan penyakit.

Oleh: Dr. Hayu Prabowo

Share:
Hayu Susilo Prabowo Prabowo

Inisiator EcoMasjid dan Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam MUI