Mengasihi Makhluk Allah Adalah Ibadah

 

[Muqadimah 1]

 

Ma’asyirah Muslimin, Rahimakumullah

 

Al-Quran merupakan kitab suci yang tidak hanya mengatur ibadah bagi umat Islam, tapi juga menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam bekerja dan berkarya, menjadi pedoman dalam berbagai bidang, seperti sosial kemasyarakatan, politik, ekonomi, budaya, termasuk juga menjadi pedoman bagaimana manusia berinteraksi dan memperlakukan sesama makhluk Allah SWT. di muka bumi ini.

Agama dibangun di antaranya untuk menunaikan hak-hak Allah dan hak-hak para makhluk-Nya. Hak Allah adalah hak untuk disembah dan tidak disekutukan dengan ciptaan-Nya. Adapun hak makhluk adalah berbuat baik, berakhlak mulia, dan tidak menyakiti apalagi membinasakan makhluk lainnya dengan semena-mena. Bahkan mengasihani mereka termasuk ibadah.

Di dalam kitab suci Al-Quran, Allah SWT. memerintahkan kepada kita untuk berbuat kebajikan kepada sesama makhluk hidup di bumi ini. Perintah tersebut termaktub dalam surat Al-An’am ayat 38:

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلاَّ أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ  مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ  ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ.

 

Artinya: “Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan (semua itu adalah) umat seperti kamu. Tiadalah Kami melalaikan sesuatupun dalam Al-Kitab (Lauh Mahfudh), kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan”. (QS. Al-An’am [6] : 38)

 

Menurut Mujahid, seorang ulama besar dalam bidang tafsir, bahwa makna umamun dalam ayat di atas ialah berbagai macam jenis yang nama-namanya telah diketahui. Adapun menurut Qatadah yang juga ulama besar dalam bidang tafsir, bahwa hewan itu umat, manusia itu umat, dan jin itu umat. Maka dari itu, kita harus memperlakukan mereka semua dengan baik, sebagaimana diajarkan di dalam Al-Quran.

Menurut suatu kisah, setelah sayyidina Umar Ra. wafat, banyak masyarakat Madinah bermimpi bertemu dengannya. Mereka bertanya tentang keadaannya setelah wafat. Kemudian sayyidina Umar Ra. menjawab, bahwa Allah telah mengampuni semua dosa dan kesalahannya. Mereka bertanya lagi tentang apa yang menyebabkan dosa-dosanya diampuni. Apakah karena kedermawannya, kezuhudannya, atau karena keadilannya. Sayyidina Umar ra. menjawab, bahwa yang menyebabkan ia diampuni oleh Allah SWT. adalah bukan karena itu semua, namun karena ia mengasihi seekor burung pipit dan memberikan hak-haknya. Pada suatu ketika sayyidina Umar ra. semasa hidupnya pernah berjalan di lorong-lorong kota madinah, ia melihat anak kecil yang sedang menjadikan mainan seekor burung pipit. Karena rasa kasihan, lalu burung pipit itu dibeli olehnya, dan kemudian dilepaskannya. Dalam hadits riwayat Thabrani, Rasulullah SAW. bersabda :

«ارْحَمْ مَنْ فِي اْلأَرْضِ يَرْحَمْكَ مَنْ فِي السَّمَاءِ»

Artinya: “Sayangilah makhluk yang ada di bumi, niscaya para Malaikat di langit akan menyayangimu”.

 

Kaum Muslimin Yang Dirahmati Allah

Ada banyak jenis makhluk Allah di alam semesta ini, namun hanya empat makhluk yang ada keterkaitan erat dengan manusia, yaitu hewan, tumbuhan, alam (bumi) dan sesama manusia. Lalu bagaimana cara kita mengasihi makhluk-makhluk Allah tersebut agar keterkaitan keempatnya dengan manusia berjalan dengan baik.

1.   Mengasihi hewan.

Sebagaimana fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) nomor 04 tahun 2014 tentang “Pelestarian Satwa Langka Untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem”, kita sebagai umat Islam dihimbau untuk ikut berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan hewan, terutama jenis hewan yang terancam punah. Karena salah satu upaya untuk mengasihi hewan adalah dengan menjaga kehidupan dan melestarikannya. Dalam surat Yasin ayat 71-72, Allah SWT. berfirman:

أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَا أَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُونَ وَذَلَّلْنَاهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُونَ.

 

Artinya: “Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka yaitu sebahagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami, lalu mereka menguasainya? Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; sebahagiannya menjadi tunggangan mereka, dan sebahagiannya mereka makan”. (QS. Yasin [36]: 71-72)

 

Ayat di atas menegaskan, bahwa hewan sangat bermanfaat bagi manusia. Oleh karena itu, kita tidak boleh memanfaatkannya secara berlebihan, dan boleh pula salah memanfaatkannya. Kita mesti menjaga keutuhannya, melestarikan populasinya, dan mempertahankan kelangsungan ekosistemnya.

Sebuah kisah dalam hadits Nabi SAW.:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "بَيْنَا رَجُلٌ يَمْشِي، فَاشْتَدَّ عَلَيْهِ العَطَشُ، فَنَزَلَ بِئْرًا، فَشَرِبَ مِنْهَا، ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا هُوَ بِكَلْبٍ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ العَطَشِ، فَقَالَ: لَقَدْ بَلَغَ هَذَا مِثْلُ الَّذِي بَلَغَ بِي، فَمَلَأَ خُفَّهُ، ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ، ثُمَّ رَقِيَ، فَسَقَى الكَلْبَ، فَشَكَرَ اللهُ لَهُ، فَغَفَرَ لَهُ "، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَإِنَّ لَنَا فِي البَهَائِمِ أَجْرًا؟ قَالَ: «فِي كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ». رواه البخاري ومسلم

 

Artinya: "Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda: "Ketika seorang lelaki sedang berjalan dan merasa sangat dahaga, lalu ia masuk ke dalam sumur dan meminum air di dalamnya kemudian keluar. Tiba-tiba muncul seekor anjing menjilat-jilat sambil mengisap tanah basah karena kehausan. Lalu lelaki itu berkata: "Anjing ini kehausan seperti yang saya alami". Lalu ia mengisi sepatunya dengan air, dan ia membawanya naik dengan mulut, kemudian memberikannya untuk minum kepada anjing itu. Lalu Allah. memuji amal baiknya dan mengampuninya". Para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala  jika berbuat baik kepada binatang?". Beliau menjawab: "Berbuat baik terhadap setiap binatang adalah pahala. (HR. Bukhari dan Muslim).

 

Pengertian hadits ini tidak terbatas kepada anjing saja, tetapi mencakup semua binatang. Seperti kucing, onta, lembu, kambing, ayam dan lain sebagainya. Berbuat baik kepada binatang, mencakup segala sesuatu yang dapat menghindarkannya dari penderitaan, seperti haus, lapar, sakit, panas, kerja berat, dan sebagainya. Demikiann pula memberikan sesuatu yang bermanfaat baginya, seperti makanan, minuman, dan kesempatan istirahat. Perbuatan baik tersebut mendatangkan pahala dari Allah SWT.

2.   Mengasihi Tumbuhan.

Allah berfirman dalam surat Thaha ayat 53.

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ مَهْدًا وَسَلَكَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلا وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْ نَبَاتٍ شَتَّى.

Artinya: “Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam”. (QS. Thaaha [20]: 53)

Kalau kita amati, banyak hutan-hutan kita yang ditebangi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kalau seandinya itu terus menerus, maka saat hujan kita akan terkena banjir sedangkan saat kemarau kita akan kekeringan dan kekurangan air, itu disebabkan semakin menipisnya jumlah pohon kita.

Untuk itu, kita sebagai muslim yang taat sudah semestinya menjaga dan memelihara kelestarian hutan dan tumbuhan kita, agar keseimbangan kehidupan kita berlangsung dengan baik. Sebagaimana makhluk Allah lainnya, tumbuhan juga wajib kita kasihi, yaitu dengan cara menjaganya.

 

3.   Mengasihi alam (bumi). Allah SWT bersabda dalam surat Al A’raf ayat 56:

وَلاَ تُفْسِدُوا فِي اْلأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ.

Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al A’raf [7]: 56)

Allah Ta’ala melarang kita dari melakukan perusakan bumi atau alam ini, setelah dilakukan perbaikan atasnya. Karena jika berbagai macam urusan sudah berjalan dengan baik dan setelah itu terjadi perusakan, maka yang demikian itu lebih berbahaya dan itu akan menimbulkan bencana bagi umat manusia.

Sekarang kita lihat, kondisi alam kita yang semakin hari semakin memprihatinkan. Bagaimana tidak? Setiap harinya, sumber daya alam kita dikeruk habis-habisan. Kerusakan terjadi di mana-mana, bukan hanya di darat tetapi juga di laut. Batu bara, emas, minyak, tanah, dan hasil alam lainnya diambil oleh orang-orang yang hanya memikirkan keuntungan pribadi atau kelompoknya, serta tidak memikirkan sama sekali apa dampaknya bagi masyarakat dan lingkungan.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ.

 

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS. Ar-Ruum [30]: 41).

Oleh karenanya, kita harus lebih memperhatikan lingkungan dan kondisi alam kita kalau kita tidak ingin suatu saat nanti bencana akan menimpa kita. kita harus lebih sadar terhadap tindakan mengeksploitasi alam yang tidak memperhatikan dampak dan kerugiannya.

 

4.   Mengasihi sesama manusia

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي اْلأَرْضِ خَلِيفَةً  ۖ  قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ  قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ.

 

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 30)

 

Sebagai khalifah Allah di muka bumi ini, manusia memiliki tanggung jawab yang besar. Mereka memiliki tugas untuk memakmurkan dan membuat dunia aman, tentram, dan sentosa. Namun faktanya dengan melihat pada realitas pengalaman sejarah umat manusia dari masa ke masa memang tidak sedikit golongan manusia yang suka berperang, hobi menumpahkan darah atas sesama manusia hanya dengan alasan untuk menguasai kekayaan hasil bumi.

Kita berharap semoga kita bisa melaksanakan dan menjalankan tugas kita salah satu kewajiban sebagai khalifah di muka bumi ini dengan baik sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah SWT. agar berhasil menunaikan tugas tersebut, maka wajib bagi kita untuk senantiasa berpegang teguh kepada Al Quran, sunnah nabi, dan pendapat-pendapat para ulama.

Dengan menaati syariat Islam, manusia akan menunaikan tugasnya sebagai khalifah dengan sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang dimandatkan oleh Allah SWT. Bukankah makna dari Islam adalah damai, sedangkan damai tidak akan diperoleh kecuali dengan saling mengasihi dan menyayangi antar sesama. Semoga kita bisa menyayangi semua makhluk-Nya, termasuk tumbuhan dan hewan sebagaimana dilakukan oleh sayyidina Umar ra. Karena mengasihi makhluk-Nya merupakan ibadah.

 

Demikian khutbah kali ini, semoga bermanfaat dan bisa menjadi bahan renungan bagi kita semua.

[Muqadimah 2]

 

Share:
admin@ecomasjid.id