Memelihara Air Bersih Adalah Ibadah

 

[Muqadimah 1]

 

 

     Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

     Marilah kita meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT. Sebab iman dan taqwa itulah yang akan mengantarkan kita hidup sejahtera lahir batin didunia yang fana ini dan kebahagiaan di akhirat yang abadi. Iman dan taqwa tercermin dalam perilaku dan perbuatan seseorang yang selalu taat dan patuh kepada Allah mendapat kemudahan dan jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya dan mendapat rizki yang tidak terduga. Itulah janji Allah SWT dalam firman-Nya :

...وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ...

"...Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tidak terduga...". (Ath Thalaaq [65]: 2-3).

 

     Pada ayat yang lain Allah SWT menjanjikan akan menurunkan berkah dari langit dan bumi  bagi orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Sebaliknya, Allah akan menurunkan azab dan siksa terhadap orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya. Allah berfirman :

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri (itu)beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (Al Araf [7]: 96).

 

     Makna berkah menurut Raghib Al Isfahani adalah ketetapan Ilahi tentang kebaikan dalam  tiap-tiap hal dan peristiwa. Al-Ustadz Rasyid Ridha menguraikan bahwa berkah itu mengandung dua unsur.

     Pertama; nilai-nilai rohaniah yang menjadi landasan kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi. Kedua; berkah yang dicurahkan dari langit berupa hujan yang menyirami bumi sehingga menjadi subur dan makmur, demikian pula yang  memantul dari bumi berupa tumbuh-tumbuhan dan barang tambang yang menjadi sumber kekayaan alam.

 

 

     Kaum muslimin yang berbahagia;

     Kita semua ingin mendapat berkah dari Allah SWT, baik yang turun dari langit maupun yang memantul dari bumi. Karena itulah sebenarnya yang menjadi landasan bagi kebahagiaan dan kesejahteraan hidup lahir-batin, yang menjadi kunci dari datangnya berkah itu adalah  iman dan taqwa kepada Allah SWT. Salah satu ciri orang beriman dan bertaqwa ialah beribadah kepada Allah SWT karena memang tugas pokok manusia di dunia adalah ibadah kepada-Nya. Allah berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembahKu”. (Adz Dzariyat [51]: 56).

 

     Ibadah hakikatnya adalah pengabdian atas dasar ketundukan dan kepatuhan kepada Allah SWT. Para ulama membagi ibadah menjadi dua macam yaitu ibadah khas dan ibadah am. Ibadah dalam arti khas ialah ibadah yang berhubungan langsung antara manusia dengan Allah yang acara, tata cara, dan upacaranya sudah ditentukan secara terinci oleh Allah dan Rasul-Nya  seperti shalat, sedang ibadah 'am atau ibadah dalam arti yang luas ialah gerak-gerik, tingkah laku dan amal perbuatan yang mempunyai tiga ciri, yaitu; niat yang ikhlas sebagai titik tolak keridhaan Allah sebagai titik tujuan dan amal shaleh sebagai garis amalan.

Jadi jelaslah bahwa ibadah ialah mematuhi aturan-aturan Allah  dalam seluruh sikap, gerak-gerik, tingkah laku dan amal perbuatan dalam hubungan dengan Allah, dengan sesama manusia, dengan alam dan dengan kehidupan itu sendiri, yang dimulai dengan niat yang ikhlas dan ditujukan untuk mencari keridhaan Allah SWT.

     Banyak ayat Al-Qur'an dan Hadits Rasul yang berisi perintah beribadah, di antaranya:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa". (Al-Baqarah [2]: 21).

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: اُعْبُدِ اللهَ وَلاَ تُشْرِكْ بِهِ شَيْئًا (رواه الطبرانى والبيهقى)

"Dari Mu'adz bin Jabal:

"Beribadahlah kamu kepada Allah dan janganlah kamu sekutukan dengan-Nya sesuatu”. (Hadits riwayat Thabrani dan Baihaqi).

 

     Kaum Muslimin Rahimakumullah;

     Dari uraian diatas dapatlah dipahami bahwasanya banyak amal perbuatan yang  mengandung makna dan nilai ibadah, termasuk pemeliharaan air bersih. Sebab, air bersih memberi manfaat yang sangat besar bukan hanya bagi manusia tetapi juga bagi semua makhluk hidup dan kelestarian alam. Pemelihara kelestarian air bersih berarti berbuat baik terhadap sesama manusia dan berbuat baik terhadap alam lingkungan. Itulah ibadah sebagai perwujudan dari iman. Nabi Muhammad SAW bersabda:

ثَلاَثٌ مَنْ جَمَعَهُنَّ فَقَدْ جَمَعَ اْلإِيْمَانَ: اَلْاِنْصَافُ مِنْ نَفْسِكَ، وَبَذْلُ السَّلاَمِ لِلْعَالِمِ وَاْلاِنْفَاقُ مِنَ اْلاَفْقَارِ (رواه البخارى)

 

"Ada tiga hal barang siapa dapat menghimpunnya, maka sesungguhnya dia telah menghimpun iman, yaitu: kemampuan mengendalikan diri, memberikan kesejahteraan terhadap alam dan memberikan infaq walaupun dalam keadaan yang membutuhkan”. (Hadits riwayat Bukhari).

 

     Dalam rangka berbuat baik terhadap air, yang sudah barang tentu mengandung nilai ibadah, banyak hal yang dapat kita lakukan. Di antaranya adalah:

 

1.   Memanfaatkan air bersih itu dengan sebaik-baiknya untuk kemaslahatan bagi diri pribadi, keluarga dan masyarakat serta makhluk hidup lainnya. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim dikisahkan bahwa seorang laki-laki berjalan jauh, kemudian datanglah kehausan yang sangat. Maka ia mendekati sebuah sumur, lalu turun ke dalamnya dan terus minum. Sesudah ia puas dengan minumnya, tiba-tiba ia melihat seekor anjing yang sedang terengah-engah, lidahnya terulur keluar dan sedang memakan tanah,  karena hausnya. Maka berkata orang  itu dalam hatinya: "Anjing ini telah merasa kehausan seperti yang telah aku rasakan juga". Kemudian turunlah ia ke dalam sumur itu, dan memenuhi kantongnya, lalu memberi minum anjing yang kehausan itu. Karena itu, Allah mengucapkan syukur kepadanya dan mengampuni dosa-dosanya. Para sahabat bertanya:"Ya Rasulullah, apakah kami juga memperoleh pahala karena binatang itu?". Nabi menjawab: "Pada tiap-tiap binatang yang berjiwa, ada pahalanya". (Hadits tersebut mengisyaratkan bahwa memanfaatkan air untuk makhluk Allah, walaupun bukan manusia, mengandung nilai ibadah.

2.   Memelihara air agar tetap bersih dan tidak mengotorinya atau mencemarkannya, misalnya dengan jalan:

- Tidak membuang air kecil atau air besar di air yang tergenang atau air yang mengalir. Nabi bersabda:

عَنْ جَابِرٍ قَالَ: اَنَّهُ نَهَى اَنْ يُبَالَ فِى الْمَاءِ الرَّاكِدِ (رواه مسلم والنسائ وابن ماجه)

"Dari Jabir: Sesungguhnya Nabi melarang buang air di air yang tidak mengalir". (Hadits riwayat Muslim, Nasai dan lbnu Majah).

عَنْ جَابِرٍ قَالَ: نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُبَالَ فِي الْمَاءِ الْجَارِى (رواه الترمذى)

"Dari Jabir: Rasulullah SAW telah melarang buang air kecil di air yang mengalir". (Hadits riwayat Tirmidzi).

-    Tidak mengotori air sungai dengan sampah atau limbah industri atau limbah rumah  tangga.

-    Tidak membuat pembuangan kotoran manusia dekat sumur yang dijadikan sumber air.

3.   Berusaha membersihkan dan menjernihkan air yang sudah kotor atau tercemar menjadi air bersih sehingga dapat berfungsi kembali baik untuk alat bersuci maupun untuk makan dan minum.

4.  Tidak menghambur-hamburkan air bersih untuk hal-hal yang tidak bermanfaat tetapi menggunakannya sebatas yang diperlukan.

...وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

"...Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang  berlebih-lebihan". (Al-A'raf [7]: 31).

 

 

 

     Kaum muslimin rahimakumullah,

     Itulah tuntunan dan petunjuk agama kita yang menempatkan memelihara kelestarian air bersih sebagai ibadah. Ini berarti ada dua keuntungan yang  kita peroleh bila kita berusaha  memelihara kelestarian air bersih. Pertama; kita mendapatkan air bersih yang sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kita baik untuk bersuci maupun untuk keperluan makan dan minum; dan Kedua; kita mendapat imbalan ibadah dari Allah SWT yaitu pahala. Syaratnya, usaha tersebut harus didasari niat karena Allah dengan tujuan untuk mencari keridhaan-­Nya.

     Agama juga mengajarkan agar kita menjaga diri dari perilaku dan perbuatan tercela yang  bersifat mengotori dan mencemarkan air. Karena mengotori dan mencemarkan air, kita mendapat dua kerugian. Pertama; kita mendapatkan air yang tidak bersih karena kotor dan tercemar yang membahayakan kesehatan kita, dan Kedua; kita mendapat dosa karena melanggar larangan agama membuat kerusakan di muka bumi.

     Oleh karena itu, sebagai orang  yang beriman dan bertaqwa tidak ada pilihan lain kecuali kita  mengerahkan daya dan kemanpuan untuk memelihara kelestarian air bersih sebagai ibadah kepada Allah dan sekaligus melestarikan sumber daya alam yang diamanatkan kepada kita untuk memakmurkannya.

 

Share:
admin@ecomasjid.id