Melindungi Satwa Dari Kepunahan

 

[Muqadimah 1]

 

Kaum Muslimin Rahimakumullah

 

Di Indonesia khususnya banyak satwa telah terjadi kepunahan, dan sisanya terancam punah. Dalam kurun waktu 500 tahun terakhir, sebanyak 844 spesies telah punah tak bersisa, dan sebanyak 16000 spesies lainnya terancam punah. Harimau Sumatera populasi yang tersisa sekarang hanya sekitar 500 ekor. Elang jawa saat ini hanya sekitar 137-188 pasang burung. Orangutan menurut lembaga IUCN, populasi hanya tersisa beberapa ribu. Populasi gajah sumatera di alam liar saat ini hanya sekitar 2000-2700 ekor. Badak Jawa status konservasinya telah berada pada fase kritis, di Taman Nasional Ujung Kulon kini populasinya hanya sekitar 40-50 ekor saja. Sebanyak dua pertiga dari total jumlah penyu (tujuh spesies penyu) di seluruh dunia terancam punah seluruhnya pada 2025, sebanyak 50% dari total populasi kera telah mati, dan setengah dari Sebanyak 40% dari total flora dan fauna di Indonesia juga akan punah dalam waktu cepat. Ini semua akibat eksploitasi manusia untuk mengeruk keuntungan pribadi.

 

Kaum Muslimin Rahimakumullah

 

Kelestarian ekosistem saat ini menjadi salah satu isu sentral mengenai fungsi lingkungan hidup dikarenakan semakin kritisnya keadaan keseimbangan alam yang dilakukan oleh ulah serakah manusia. Pelestarian flora dan fauna telah menjadi hal yang diprioritaskan karena ditemukannya fakta bahwa terdapat beberapa jenis flora dan fauna yang sudah terancam punah kehidupannya di muka bumi ini. Yang perlu diketahui bersama bahwa makhluk hidup termasuk satwa langka yang diciptakan oleh Allah SWT. dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem dan ditundukkan untuk kepentingan kemaslahatan manusia secara berkelanjutan.

 

Firman Allah SWT.:

 

أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً ۗ وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتَابٍ مُنِيرٍ.

 

Artinya: "Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan". (QS. Luqman[31]: 20)

 

Firman Allah SWT.:

 

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ  َلآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ.

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS. Al-Baqarah[2]: 164)

 

Ketika jumlah salah satu komponen dalam makanan meningkat atau menurun secara berlebihan, stabilitas keseluruhan ekosistem akan terganggu. Ketika kita berburu elang secara berlebihan, maka populasi elang akan menurun. Sementara populasi tikus akan meledak karena predator semakin menghilang, sehingga populasi padi akhirnya akan berkurang. Ini tidak baik karena manusia dan hewan sama-sama makan padi juga. Selain itu, padi merupakan tempat tinggal bagi organisme penting lainnya dalam bentuk hubungan simbiosis, dan mereka akan hilang juga. Kerugian akhirnya akan kembali kepada manusia sebagai anggota dari jaring makanan besar dalam ekosistem karena kita makan tanaman dan makan apa pun yang memakan tanaman.

 

Kaum Muslimin Rahimakumullah

 

Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi mengemban amanah dan tanggung jawab untuk memakmurkan bumi dan seisinya. Surat al-Baqarah ayat: 30:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً.

 

Artinya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi ..." (QS. Al-Baqarah[2]: 30)

 

Manusia diciptakan oleh Allah SWT. untuk mengemban tugas memakmurkan dan menjaga keseimbangan ekosistem. Sebagai khalifah di muka bumi, manusia memiliki tanggung jawab penuh terhadap kehidupan.

 

Firman Allah SWT.:

 

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ اْلأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۗ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ.

Artinya: "Dia adalah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Al-An’am[6]: 165)

 

Manusia dipercaya Allah SWT. untuk berkuasa atas semua ciptaan-Nya, tetapi bukan berarti mendominasi secara sewenang-wenang. Manusia wajib menjaga dan merawat seluruh ciptaan-Nya.

 

Kaum muslimin rahimakumullah

 

Manusia dilarang merusak mata rantai ekosistem, seperti membunuh satwa sebagai awal kepunahannya. Allah SWT. berfirman:

 

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ.

telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Al-Ruum[30]: 41)

Bencana di muka bumi ini lebih banyak disebabkan oleh ulah perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab sebagaimana dijelaskan dalam surah Ar-Rum, ayat 41 di atas. Allah SWT. berfirman pula di dalam QS. Ali Imran:

 

ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيكُمْ وَأَنَّ اللهَ لَيْسَ بِظَلاَّمٍ لِلْعَبِيدِ.

 

Artinya: "(Adzab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba Nya". (QS. Ali Imran[3]: 182)

Campur tangan umat manusia dalam kerusakan lingkungan cenderung meningkat terutama pada beberapa dasawarsa terakhir. Meningkatnya kerusakan lingkungan juga menjadi faktor kepunahan satwa.

 

Demikian khutbah kali ini, semoga bermanfaat dan bisa menjadi bahan renungan bagi kita semua.

 

[Muqadimah 2]

 

Share:
admin@ecomasjid.id