Hidup Seperti Lebah

 

[Muqadimah 1]

 

     Kaum Muslimin Yang Berbahagia;

     Dalam sebuah  hadits, Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ كَالنَّحْلِ إِذَا أَكَلَتْ أَكَلَتْ طَيِّبَةً وَإِنْ وَضَعَتْ وَضَعَتْ طَيِّبَةً وَإِذَا أَنْزَلَتْ عَلَى فَرْعِ شَجَرَةٍ لَمْ تَقْطَعْهُ (رواه الترمذى)

"Sesungguhnya  orang  mu'min  itu bagaikan lebah, jika ia makan ia makan yang baik, jika ia memberi ia memberi yang baik-baik dan jika ia hinggap di atas ranting pohon, ia tidak membuat kerusakan”. (Hadits riwayat Tirmidzi).

 

     Hadits tersebut memberi petunjuk kepada kita agar hidup seperti  lebah. Memang, banyak  pelajaran yang dapat kita petik dari  kehidupan lebah ini. Lebah ini  salah satu jenis hewan yang istimewa, sehingga lebah atau "an-nahl" dijadikan nama sebuah surat dalam Al-Qur'an, yaitu surat An-Nahl [16]:

 

     Kaum Muslimin Rahimakumullah;

     Di dalam Al-Qur'an Allah mengisahkan tentang kehidupan lebah. Kedua Ayat tersebut berbunyi:

وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚيَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِّلنَّاسِۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

"Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah:"Buatlah sarang­sarang di bukit-bukit, di  pohon-pohon  kayu, dan di tempat­ tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah memudahkan bagimu. Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan". (An Nahl [16]: 68- 69).

 

     Lebah  itu  hidup dalam  sebuah  sarang  yang  indah, kokoh dan kuat yang  dibangun oleh   mereka  sendiri tanpa  ada  bantuan  dari makhluk lainnya. Kalaupun manusia membuatkan sarang lebah, bukanlah bermaksud menolongnya, tetapi memanfaatkan lebah itu untuk  kepentingan manusia sendiri. Itulah pelajaran pertama bagi kita agar bertekad untuk  mempunyai rumah yang layak bersih dan sehat sebagai tempat tinggal agar kita terlindung dari penyakit dan bahaya yang  mengancam kehidupan kita. Kita  juga harus  berupaya  untuk  hidup mandiri,tanpa bergantung dan mengharap belas kasih orang lain. Nabi  bersabda:

إِنَّ اللهَ تَعَالَى يُحِبُّ أَنْ يَرَى عَبْدَهُ تَعِبًا فِي طَلَبِ الْحَلاَلِ (رواه الديلمي)

"Sesungguhnya Allah menyenangi hamba-hamba-Nya yang bersusah payah mencari rizki  yang halal”. (Hadits riwayat Dailami).

 

     Kaum Muslimin Rahimakumullah;

     Lebah itu hidup dalam komuniti, masyarakat lebah namanya. Tata kehidupan mereka  dipimpin oleh ratu, yaitu ratu lebah. Bila sang ratu akan mengembangkan keturunannya, maka ia mengadakan hubungan dengan lebah jantan yang berada di sarang yang lain. Hal ini mengisyaratkan bahwa dilingkungan lebah pun ada usaha untuk mengembangkan hubungan timbal balik dengan bangsa lebah lainnya. Hal ini juga menjadi contoh bagi manusia untuk  menjalin persaudaraan dan kerjasama dengan sesama manusia yang seagama (ukhuwah diniyah). Manusia yang sebangsa (ukhuwah wathaniyah sesama manusia yang lainnya walaupun berbeda bangsa (ukhuwah insaniyah).

     Lebah itu hidup rukun dan damai baik antara lebah yang berada dalam satu sarang  maupun antara lebah yang berada dalam satu sarang dengan lebah yang ada di sarang lain. Tetapi bila ada serangan dari luar maka secara serempak lebah-lebah menyerang musuhnya untuk  membela diri dan menjaga kearnanan wilayahnya. Hal ini adalah 'itibar dan pelajaran bagi kita agar menggalang persatuan dan kesatuan untuk menjaga kehidupan bangsa dan negara dari  rongrongan dan ancaman dari manapun datangnya.

Allah berfirman :

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ...

"Berpeganglah kamu semua kepada tali (agama) Allah dan janganlah bercerai berai...". (Ali Imran [3]: 103).

 

     Kaum Muslimin Rahimakumullah;

     Lebah itu makhluk yang apik. Mereka makan dan minum yang baik-baik yaitu sari bunga dan buah-buahan. Mereka tidak mau makan dan minum yang kotor-kotor baik sifatnya, jenisnya maupun sumbernya. Manusia juga harus makan dan minum yang halalan thayyiban, yaitu yang dihalalkan oleh agama dan baik menurut syarat-syarat kesehatan seperti bersih, bergizi dan berprotein. Manusia juga harus makan dan minum yang diperoleh dengan jalan yang halal dan tidak boleh makan dan minum yang diperoleh dengan cara yang haram. Hal ini sangat penting untuk kesehatan jasmani dan rohani kita. Allah berfirman:

 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah  syaitan karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (Al Baqarah [2]: 168).

 

     Kaum Muslimin Yang Berbahagia;

     Lebah juga adalah makhluk yang produktif, memproduksi madu, dan hasil produksinya bukan untuk mereka sendiri. Produksi itu diperuntukkan bagi kepentingan Umat manusia yang dapat dimanfaatkan untuk obat dari berbagai penyakit. Manusia sebagai makhluk yang berakal yang mempunyai kemampuan berfikir dan berusaha, seyogyanya terus bekerja untuk  menghasilkan produksi yang brmanfaat bagi. dirinya, keluarganya dan masyarakat ling­ kungannya. Kita harus berpola  pikir dan bersikap hidup sebagai makhluk sosial yang tidak  hanya  mementingkan  diri sendiri tetapi juga memperhatikan kepentingan orang lain. Nabi  Muhammad SAW bersabda:

 

خَيْرُ النَّاسِ اَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ (رواه القضاعي وأحمد عن جابر)

"Sebaik-baiknya manusia adalah yang banyak memberikan manfaat kepada sesama manusia". (Hadits riwayat Qudha'i dan Ahmad dari Jabir).

 

     Lebah  juga makhluk yang  tidak merusak lingkungannya. Mereka hidup dalam  sebuah sa rang di bukit-bukit atau tergantung pada ranting sebuah pohon. Mereka tidak merusak bukit dan pohon dimana mereka tinggal. Mereka memelihara bukit-bukit, pohon­pohon dan  lingkungannya. Manusia juga harus memelihara kelestarian alam dan tidak boleh   merusaknya demi kelestarian alam dan kehidupan manusia itu sendiri. ( Allah berfirman:

 

...وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖإِنَّ اللَّهَ لَايُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

"...dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi, sesungguhnya Allah tidak  menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Al-Qashash [28]: 77).

 

 

     Kaum muslimin rahimakumullah;

     Cara hidup dan sifat lebah  yang saya sebutkan  tadi, kiranya perlu kita jadikan 'itibar dan pelajaran untuk kehidupan kita masa kini dan masa mendatang, lebih-lebih dalam masa  globalisasi seperti sekarang ini. Globalisasi yang  sangat  besar  pengaruhnya terhadap moral, kepribadian dan budaya bangsa, bahkan terhadap kehidupan bangsa dan negara secara keseluruhan. Kita melihat sifat manusia yang mengarah kepada kehidupan individualistis atau nafsi-nafsi  yang lebih mementingkan kepentingan dirinya sendiri tanpa memperhatikan halal dan haram, serta menggali kekayaan alam yang berlebih-lebihan tanpa memperhatikan  kelestarian alam. Karena pengaruh globalisasi itu kita melihat semakin menurunnya nilai-nilai kemanusiaan serta semakin longgarnya hubungan manusia,

     Dalam rangka mengantisipasi arus. Globalisasi yang datangnya begitu deras: laksana air bah  yang  tidak  terbendung, kita  harus berhati hati dan meningkatkan  kewaspadaan agar kita tidak tenggelam dan hanyut terbawa arus globalisasi tetapi harus tetap tegar berdiri di atas kepribadian dan budaya bangsa yang berakar pada ajaran agama.

     Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan perlindungan kepada kita  semua agar hidup sehat, bahagia dan sejahtera serta terhindar dari pengaruh negatif yang mengakibatkan kesengsaraan dan penderitaan.

1:6

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ 1:7

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّين

Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni'mat kepada mereka; bukan jalan mereka yang  dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. (Al Fatihah [1]: 6- 7).

 

 

 

Share:
admin@ecomasjid.id