إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًايَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالأرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لاَ تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا
أَمَّا بَعْد.
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah
Diantara dzikir yang disunnahkan untuk banyak kita baca baik ketika waktu lapang maupun di waktu-waktu tertentu, seperti ketika selesai sholat ataupun ketika melihat suatu makhluk ciptaan Allah yang indah adalah ucapan tasbih. Tasbih merupakan bacaan yang sederhana dan singkat yang diajarkan kepada kita untuk senantiasa kita langgamkan dalam kehidupan. Bunyi tasbih adalah berupa pujian-pujian kepada Allah swt: subhanallah, alhamdullillah. Tasbih singkat tetapi bermakna luas. Subhanallah, adalah sebuah penyucian atau pun pengakuan bahwa tidak ada yang lebih suci kecuali Allah Swt. Alhamdulillah, artinya tidak ada yang maha dipuji kecuali Allah Swt:
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالأرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لاَ تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا.
"Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun". (QS. Al-Isra’ [17]:44).
Prof. Quraisy Shihab dalam Tafsir Al-Musbah menyatakan, tasbih langit dan bumi dipahami oleh sementara ulama dalam arti majazi yakni dalam arti kepatuhannya mengikuti hukum-hukum Allah yang berlaku atasnya. Jadi pengertian tasbih di sini adalah keserasian dan kepatuhan mereka kepada hukum-hukum alam yang diciptakan Allah. Keserasian dan kecermatan ciptaan Allah itu menunjukkan bahwa ciptaan Allah amat sempurna, jauh dari segala kekurangan dan bahwa Pencipta dan Penguasanya hanya Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Orang-orang kafir tidak mengerti dan tidak dapat menangkap bukti-bukti keesaan dan kekuasaan Allah pada ciptaan-ciptaan itu karena kalbu mereka telah lengah dan tertutup.
Namun demikian, menurut sebagian ulama lain, seperti al-Biqa‘I, tasbih tersebut tidak dipahami dalam arti majazi, ulama ini memahaminya dalam arti hakiki yang supra rasional. Tasbih adalah penyucian dengan ucapan atau kalam, sedang hakikat kalam adalah mengungkap apa yang terdapat dalam benak dengan cara tertentu. Manusia menggunakan lafadz-lafadz tertentu yang merupakan suara yang disepakati maknanya untuk mengungkap apa yang ingin disampaikannya, dan boleh jadi juga menggunakan isyarat tangan, kepala atau selain keduanya dari anggota badannya atau menggunakan tulisan atau menetapkan tanda untuk tujuan mengungkap maksud hati itu. Betapapun mengungkap apa yang diinginkan tidak selalu harus dalam bentuk suara atau lafadz tertentu.
وَلَكِنْ لاَ تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ
Ketidakmampuan manusia memahami tasbih itu tertuju kepada umumnya kebanyakan orang, tetapi bagi yang taat dan kukuh ketakwaanya dapat memahaminya.
Apa saja keutamaan bertasbih itu?
Beberapa keutamaan bertasbih ada banyak, seperti yang telah di sebutkan oleh firman Allah dan sunnah dari rasulullah:
Yang pertama, Seluruh makhluk bertasbih untuk Allah
يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
“Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [QS. al-Jumu'ah:1]
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالطَّيْرُ صَافَّاتٍ ۖ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهُ وَتَسْبِيحَهُ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ
Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) shalat dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. [QS. an-Nur:41]
Yang kedua, ucapan yang paling utama
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ أَيُّ الْكَلَامِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: " مَا اصْطَفَى اللهُ لِمَلَائِكَتِهِ أَوْ لِعِبَادِهِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya: ucapan apakah yang paling utama? Beliau menjawab: ucapan yang telah Allah pilihkan bagi para malaikat-Nya atau para hamba-Nya, yaitu: Subhanallah wa bihamdih. [HR. Muslim]
Yang ketiga, ucapan yang paling Allah cintai
" إِنَّ أَحَبَّ الْكَلَامِ إِلَى اللهِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
Sungguh ucapan yang paling Allah cintai adalah: subhanallah wa bihamdih. [HR. Muslim]
Yang keempat, ucapan yang berat pahalanya di Mizan
" كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيلَتَانِ فِي المِيزَانِ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ: سُبْحَانَ اللَّهِ العَظِيمِ، سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ "
Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat pahalnya di mizan, dan dicintai Ar-Rahman, yaitu: subhanallah al-'Azhim, subahanallah wa bihamdih. [HR. al-Bukhari]
Yang kelima, dihapus dosa kita meski sebanyak buih di lautan
" مَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ، حُطَّتْ خَطَايَاهُ، وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ البَحْرِ "
Barangsiapa mengucapkan: subhanallah wa bihamdih, dalam sehari seratus kali, akan dihapus dosa-dosanya, meskipun sebanyak buih di lautan. [HR. al-Bukhori]
Semua Alam Bertasbih Kepada Allah
Kaum Muslimin, Jama'ah Jum’at Yang Dimuliakan Allah
Sadar atau tidak, dalam pergantian siang dan malam, panas terik dan dinginnya malam ada sebuah hikmah dan pesan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Di balik suara merdu burung di rindangnya dedaunan, suara katak yang bersahutan di musim hujan, adzan yang mengundang kita shalat yang tidak ada hentinya, terus berkumandang saling berkaitan dari satu tempat ke tempat lainnya di seluruh bumi, hingga sinergisnya siang dan malam bergantian sebagai tanda memuji kebesaran-Nya, dan patuh pada perintah-Nya. Sudah menjadi sunnatullah, semua makhluk di muka bumi dan di seantero langit memuji dan bertasbih pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dalil di dalam al-Quran:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالطَّيْرُ صَافَّاتٍ ۖ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهُ وَتَسْبِيحَهُ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ
“Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) ibadah dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nuur: 41)
Maksud yusabbihu lahu (kepada-Nya bertasbih), maksudnya semua makhluk menyucikan Allah dari sifat-sifat kekurangan, yang dimaksud apa yang ada di langit dan di bumi (yang bertasbih) adalah malaikat, manusia, jin, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon, burung, lautan, dan segala yang ada di dalam langit dan bumi, pokoknya segala sesuatu yang jadi makhluk Allah, begitu pula benda-benda mati (al-jamaad). Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
يُخْبِرُ تَعَالَى أَنَّهُ يُسَبِّحُهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، أَيْ: مِنَ الملاَئِكَةِ وَالأُنَاسيِ، وَالجَانِّ وَالحَيَوَانِ، حَتَّى الجَمَادِ
“Allah mengabarkan bahwa segala yang berada di langit dan di bumi dari malaikat, manusia, jin, dan hewan hingga benda mati, semuanya bertasbih kepada Allah.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5:556)
إِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهُ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِشْرَاقِ
“Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi.” (QS. Shad [38]: 18)
Faidah yang bisa di ambil dari ayat ini adalah ;
· Bermakna gunung-gunung juga bertasbih.
· Nabi Daud ‘alaihis salam diperintah bertasbih pagi dan petang menunjukan keutamaan tasbih.
· Bentuk ketundukan dan ibadah, Allah menundukkan gunung-gunung bertasbih bersama Nabi Daud ‘alaihis salam, juga memuji Allah setiap pagi dan petang.
Burung yang mengembangkan sayapnya pun bertasbih sebagaimana dalam ayat di atas disebutkan,
وَالطَّيْرُ صَافَّاتٍ ۖ
“dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya.”
Maksudnya adalah burung pun sambil mengembangkan sayapnya saat terbang juga sambil bertasbih pada Rabbnya dan menyembah-Nya. Pohon pohon bersujud kepada Allah swt,
وَٱلنَّجْمُ وَٱلشَّجَرُ يَسْجُدَانِ
“Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk (kepada-Nya).” (QS. Ar-Rahman[55]:6]
Pada suatu Jumat, warga Madinah digemparkan dengan suara tangis yang amat pilu dan tak ujung henti. Suara yang seperti rengekan bayi itu berasal dari Masjid Nabawi. Para sahabat Rasul yang berada di masjid pun kebingungan, siapa gerangan yang menangis. Saat itu, mereka tengah berkumpul untuk menjalankan shalat Jumat.
Tangisan terdengar sesaat ketika Rasulullah memberikan khutbah. Mendengar tangisan tersebut Rasulullah pun turun dari mimbar menunda khutbahnya. Sang Nabiyullah kemudian mendekati sebuah pohon kurma. Beliau mengelusnya, kemudian memeluknya. Maka, berhentilah suara tangisan itu ternyata, si pohon kurma itulah yang menangis. Hampir saja pohon itu terbelah karena jerit tangisnya.
Bagaimana cara alam bertasbih?
Makna besar yang dari perintah dan ciptaan Allah terhadap makhluknya adalah, bahwa kewajiban kita untuk selalu ingat dan mensucikan Allah. Maka tidak saja diciptakan manusia untuk menyembah Allah tetapi juga makhluk lain, berada dan tunduk sebagai AbdiNya. Tasbih manusia dan tasbih tumbuhan dan tasbih satwa, tentu sangat berbeda. Manusia ingin mencari tahu seperti apa sebenernya tasbih yang dilakukan oleh tumbuhan, melalui deteksi teknologi dan pemahaman menurut manusia.
1. Semua makhluk punya cara ibadah dan cara bertasbih
Adapun ayat,
كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهُ وَتَسْبِيحَه
“Masing-masing telah mengetahui (cara) ibadah dan tasbihnya.”
Pengertian pertama dari ayat ini:
Syaikh As-Sa’di mengatakan, “Setiap makhluk memiliki cara ibadah sesuai dengan keadaan mereka. Allah Ta’ala telah mengilhamkan bagaimana cara beribadah dan cara bertasbih, yaitu diberitahu lewat para utusan Allah yang diutus kepada kalangan jin, manusia, dan malaikat. Atau mereka diilhamkan oleh Allah secara langsung seperti makhluk lainnya (selain jin, manusia, dan malaikat). Inilah tafsiran yang lebih kuat tentang ayat ini.”
Pengertian kedua dari ayat ini:
Syaikh As-Sa’di mengatakan bahwa Allah mengetahui cara ibadah setiap makhluk. Sedangkan manusia (hamba Allah yang lain) tidak mengetahui hal ini kecuali yang Allah kabarkan. Ini sama seperti ayat,
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ۚ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَٰكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ ۗ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra’ [17]: 44).
Maka makhluk-makhluk tadi beribadah dan sangat butuh pada Allah, mereka mentauhidkan Allah dalam hal pengakuan Allah itu satu-satunya yang berkuasa (merajai jagat raya ini) dan mengaturnya.
2. Penelitian Ilmiah
Journal of Plant Molecular Biology, pernah mencatat laporan penelitian yang ingin meneliti psiologi molekuler tumbuhan. Hingga pada akhirnya, para peneliti tersebut mendapati tumbuhan-tumbuhan tersebut ternyata mengeluarkan suara-suara halus yang tidak dapat didengar oleh telinga biasa. Namun, suara tersebut berhasil direkam dan disimpan pada sebuah alat perekam khusus yang mampu mendengar suara-suara tersebut.dengan menggunakan alat oscilloscope, dan para peneliti, berhasil menganalisis denyutan dan detak suara tumbuhan, dan mereka melihat bahwa denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik. Apakah fenomena ilmiah ini sesungguhnya menjadi isyarat akan sebuah tasbih? Wallahu ‘alam. Prof. William Brown yang memimpin para pakar sains untuk mengkaji fenomena tersebut mengisyaratkan setelah dicapainya hasil bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut.
Majalah Plos One mempublikasikan bagaimana kelelawar dapat membaca ekolokasi tumbuhan yang kompleks melalui struktur geometri tumbuhan, bahwasanya secara universal, manusia, tumbuhan dan alam yang lain saling terkait dan mempunyai kepentingan yang sama yaitu dalam rangka mengabdi kepada Allah Swt. Oleh karena itu setiap jengkal makhluk ciptaan Allah hendaklah kita harus merawat dan menghargainya. Tidak terkecuali, manusia atau tumbuhan atau satwa.
Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah,
Bahwasanya, semua makhluk di bumi ini dalam genggaman Allah. Maka mereka mempunyai hak dan juga kehidupan sebagai makhluk yang harus kita hargai. Maka inti dari khutbah kali ini adalah:
1. Hendaklah selalu memperhitungkan keberadaan makhluk lain selain manusia, karena mereka juga bertasbih kepada Allah Swt.
2. Hendaknya sebagai mukmin, tidak bersikap sombong dan berlebihan dalam memperlakukan makhluk lain
3. Hendaknya manusia ingat bahwa keberadaan makhluk lain mempunyai hubungan dan kaitan erat dengan manusia karena mereka juga merupakan makhluk ciptaan Allah.
Jika matahari, bulan, seluruh satwa, dan lainnya patuh dan tuduk kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, mengapa justru kita abai untuk beribadah kepada Dzat yang telah mengaruniakan kepada kita segala sesuatu yang kita miliki selama ini. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa memberi kepada kita, petunjuk dan keridhaan-Nya. Dibalik pergantian siang dan malam sangatlah luar biasa, betapa indah seluruh mahluk-Nya selain manusia terus menerus bergerak mengikuti perintah-Nya sebagai bentuk tasbih mereka kepada-Nya, sehingga terjadi keseimbangan dan keselarasan antara kehidupan di langit dan bumi.
Kita harus sangat berhat-hati dalam memperlakukan makhluk ciptaan Allah Swt lainnya seperti tumbuhan dan satwa, sebab mereka memiliki posisi yang sama dengan kita sebagai sama-sama makhluk cintaan Allah Swt yang juga senantiasa bertasbih kepadaNYA. Boleh jadi saat kita menebang pohon atau bahkan memburu atau membunuh seekor satwa, kita mengganggu atau menghentikan makhluk Allah Swt yang sedang bertasbih. Penting untuk selalu ingat bahwa mereka juga mahkluk yang punya ruh, bertasbih kepada Allah Swt dengan caranya masing-masing, sehingga kita dituntut untuk bijaksana memperlakukannya dan berusaha untuk melestarikannya.