Menjaga Keseimbangan Lingkungan

Khutbah Pertama:

Hadirin yang dirahmati Allah Subhana Wata'ala

Segala puji sepatutnya kita haturkan kepada Allah SWT yang melimpahi kita kenikmatan serta kemampuan akal kita. Marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benar takwa. Ketakwaan yang kita jaga harus tercermin dalam hubungan kita kepada Allah Yang Maha Segala-galanya serta harus tercermin ketakwaan kita pada bagaimana hubungan kita ke sesama makhluk dan lingkungan kita.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Hubungan kita terhadap selain Allah SWT, dalam kesempatan ini terutama hubungan kita terhadap lingkungan, dapat menjadi cerminan bagaimana tingkat ketakwaan kita terhadap Allah SWT. Apabila kita mampu menjaga hubungan kita dengan ahsan dan amanah maka hal tersebut menunjukkan bagaimana kita menjalankan tugas kekhalifahan kita dengan ahsan dan amanah pula. Hubungan manusia terhadap lingkungan bisa harmonis bila dijaga keseimbangannya karena setiap bagian di lingkungan berpasangan. Firman Allah SWT dalam Al Qur'an Surat Yasiin ayat 36:

سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ

 “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”.(QS. Yasiin [36]:36)

Pasangan tidak saja mengenai manusia yang berpasang-pasangan namun juga tanaman, ternak, dan fenomena alam yang diciptakan oleh Allah SWT. Dalam Surat Ar Ra'd Ayat 3, Allah SWT juga berfirman bahwa:

وَهُوَ الَّذِي مَدَّ الْأَرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَارًا ۖ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ ۖ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (QS. Ar Ra’d [13]:3)

Pasangan siang adalah malam, pasangan manis adalah pahit, demikian juga pasangan tebal dengan tipis. Keseimbangan antara satu dengan yang lain perlu dijaga agar lingkungan ini tetap bisa menjalankan fungsinya. Misalnya sebagai contoh, bila ada kolam atau tambak yang kita gunakan budidaya ikan. Kita tidak bisa hanya menginginkan memasukkan ikan sebanyak mungkin. Harus dipikirkan bahwa jumlah ikan yang dapat ditampung harus seimbang dengan ketersediaan air dan udara yang ada. Dalam hal ini terdapat pasangan "jumlah" ikan dengan "ketersediaan" air dan udara.

Saudara-saudara Jamaah Jumat yang berbahagia

Manusia diperintahkan oleh Allah SWT untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari apa-apa yang ada di muka bumi ini. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al Qur'an Surat Al Baqarah ayat 168 disebutkan:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.(QS. Al Baqarah [2]:168)

Pada contoh lain, keinginan membuka lahan untuk hutan maupun perladangan juga harus seimbang dengan kebutuhan tanaman sebagai penyerap gas beracun di udara. Keputusan untuk melakukan pembakaran lahan untuk membuka areal harus dipertimbangkan dengan keseimbangan jumlah asap yang akan mengganggu pernafasan masyarakat. Tindakan membakar lahan dengan alasan untuk kepentingan ekonomi bahkan agar masyarakat setempat bisa ikut bekerja harus dipertimbangkan masak-masak. Jangan sampai dengan mengatasnamakan  pembangunan ekonomi  justru melakukan kerusakan yang  nyata. Dalam Al Qur'an Surat Al Baqarah ayat 11, Allah SWT berfirman:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ

“Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan".(QS. Al Baqarah [2]:11)

Kerusakan di sini tidak melulu mengenai kerusakan benda tetapi juga kerusakan dalam melanggar nilai-nilai yang ditetapkan agama dimana akan mengakibatkan alam ini rusak bahkan hancur. Menjaga keseimbangan lingkungan dilakukan dari mulai tataran praktek di lapangan hingga tingkat kebijakan. Apabila dipertimbangkan adanya kebijakan yang berorientasi menjaga keseimbangan lingkungan dan dilaksanakan dengan baik maka akan menggambarkan bagaimana tingkat ketakwaan kita, dalam hal ini bagaimana menjadi ahsan dan amanah dalam membina hubungan dengan lingkungan.

Untuk dapat selalu menjaga keseimbangan lingkungan ini perlu adanya upaya saling mengingatkan agar tidak lupa atau tergelincir. Dari Abu Ruqoyah Tamim Ad Daari radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: Agama adalah nasehat, kami berkata: Kepada siapa? Beliau bersabda: Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada pemimpan kaum muslimin dan rakyatnya (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Menjaga keseimbangan lingkungan bukan hanya masalah praktik di lapangan tetapi juga bagaimana para pembuat kebijakan hingga pekerja dengan memperhatikan dampak langsung pada lingkungan. Marilah kita senantiasa saling ingat mengingatkan, bukan hanya berdebat, tetapi secara nyata melakukan tindakan menjaga lingkungan sesuai peran masing-masing. Pembuat kebijakan dari sisi kebijakan sedangkan pelaku di lapangan juga melakukan praktek di lapangan dengan sebaik-baiknya menjaga lingkungan.

Khutbah kedua:

Ma'asyiral Muslimin Wa Zumratal Mukminin Rahimakumullah

Bentuk ketakwaan kita pada Allah SWT salah satunya adalah dengan menjaga keseimbangan lingkungan. Menjaga keseimbangan Iingkungan dilakukan sesuai dengan peran masing-masing. Dengan keseimbangan lingkungan maka tidak akan ada asap yang berlebihan sehingga membuat masyarakat sakit.

Dari uraian khotbah pertama, kita menadapatkan pelajaran bahwa kita harus menjalankan tugas kekhalifahan dengan ahsan dan amanah pula. Hubungan harmonis manusia dengan lingkungan dijaga melalui keseimbangan karena setiap bagian di Iingkungan berpasangan.

Marilah kita memanjatkan doa agar kita selalu dalam lindungan Allah SWT dan menjalankan kekhalifahan dengan menjaga keseimbangan lingkungan dalam rangka meningkatkan ketakwaan kita pada Allah SWT.

 

 

 

 

 

 

 

Share:
admin@ecomasjid.id