Imam Ghazâlî dalam kitab Ihyâ’ Ulûm al-Dîn menyatakan bahwa sumber segala dosa adalah syahwat perut, dan dari situlah timbul syahwat faraj. Karena banyak kejadian yang telah diceritakan dalam Al-qur’an terkait dengan kesalahan manusia akibat mengikuti syahwat perutnya.
Sebagai salah satu ibadah yang paling agung, puasa / shaum merupakan sarana untuk melatih seorang Muslim agar memiliki kecerdasan emosional dan mental yang sehat. Shaum melatih seorang hamba untuk mengendalikan hawa nafsunya dari berbagai godaan untuk mencapai kesempurnaan akhlak. Kegiatan menjaga dan memakmurkan bumi adalah refleksi dari akhlak orang beriman untuk mencapai ketakwaan.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk yaitu perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihinya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas." (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)