SAMPAH JEJAK SEJARAH MANUSIA MODERN?
[Muqadimah 1]
Maasyiral Muslimin Sidang Jum at yang berbahagia,
Planet bumi dimana manusia tinggal ini usianya menurut perkiraan ilmu pengetahuan adalah 4,6 milyar tahun. Dan peradaban manusia sejak zaman pra sejarah usianya hanyalah 5 ribu tahun. Imperium Firaun adalah 3000 tahun sebelum Masehi. Usia peradaban modern sejak Renesanse adalah hanya 400 tahun dari abad 16 hingga abad 18, dan sekarang kita berada di dunia modern abad 21.
Bumi yang kita pijak ini, adalah bumi yang sama dengan bumi dimana ada peradaban Babilonia, Fir’aun (Ramses) zaman Nabi Musa, Raja Hiroklius, Iskandar yang Agung (Alexander the Great), dan sejumlah peradaban besar yang pernah muncul di muka Bumi. Kita tahu di Indonesia pun ada Kerajaan-kerajaan besar yang meninggalkan jejak sejarah. Borobudur di Jawa Tengah peninggalan Dinasti Syailendra pada Era Budha. Semua bangsa itu dipergilirkan kemudian musnah hanya meninggalkan sejarah dan jejak sejarahnya.
Udara yang kita hirup, sama dengan udara yang dihirup pada zaman Fir aun, begitu pula air yang hari ini kita nikmati, sama dengan air yang dipakai oleh mereka yang telah mendahului kita. Air tawar berproses melaui daur hindrologi yang mengalir dari sungai kemudian terangkat dari permukaan laut kemudian diturunkan hujan oleh Allah swt.
Dengan daur dan siklus yang stabil itulah, sumber daya yang ada di planet bumi ini tertata dengan rapi dan seimbang. Jumlah penduduk bumi ini sekarang 7 milyar dan terus berkembang, sementara planet bumi ini tetap dan tidak bertambah lebarnya.
Di abad 21 ini, kita hidup di era sangat modern. Informasi yang kita peroleh dari belahan bumi lain dapat dalam hitungan detik dan semua dalam genggaman tangan kita, melaui gajet kita masing masing, yang hanya ada di era modern ini.
Hari ini, segala sesuatu dapat kita peroleh dengan mudah, namun, sebagai bagian gaya hidup, sayangnya manusia modern ini banyak sekali meninggalkan sampah. Sampah di Jakarta adalah 7.500 ton per hari, dibuang ke tempat pembuangan kawasan daerah lain. Mencemari daratan. Sayangnya lokasi pembuangan sampah, tidak hanya di darat tapi juga di laut. Di seluruh dunia, diperkiraan 8 juta ton sampah dialirkan ke laut setiap tahun berdasarkan penelitian para ilmuwan yang dirilis di Journal Science.
Sampah yang larut ke laut, lalu bertahan menjadi Great Pacific Garbage Patch berputar-putar di Laut Pasifik. Berada di tengah Samudera Pasifik Utara, tepatnya berada di dekat Jepang untuk Garbage Patch Barat dan diantara California-Hawaii untuk Garbage Patch Timur. Sampah plastik tersebut berputar melingkar luasnya 700 ribu km per segi. Beberapa media melaporkan 15 juta km persegi, atau 2,5 kali dari luas Lautan Indonesia (yang ukurannya hanya 5,8 juta km meter persegi).
Banyaknya kandungan sampah yang terperangkap membahayakan ekosistem laut disana, banyak hewan mati atau terinfeksi oleh sampah dan limbah lautan. Dari area dengan arus memutar searah jarum jam seluas15 hingga 20 juta kilometer persegi itu, setiap 1 kilometer persegi mengandung 750 ribu bit mikroplastik yang tidak bisa terurai. Fakta tersebut sungguh mengerikan, dimana kini ditemukan beberapa lokasi pusaran sampah di lautan lainnya yang tentu saja membahayakan. Penelitian dari Universitas Georgia, Amerika Serikat, yang diterbitkan tahun lalu menyebutkan lautan Indonesia merupakan tempat ditemukannya sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Cina. Dan –yang mengkhawatirkan lagi bahwa--28 persen ikan kita tercemar oleh plastik.
Maka nyata kerusakan yang terjadi adalah akibat ulah manusia.
ظَهَرَ الۡفَسَادُ فِى الۡبَرِّ وَالۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ اَيۡدِى النَّاسِ لِيُذِيۡقَهُمۡ بَعۡضَ الَّذِىۡ عَمِلُوۡا لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُوۡنَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).( Qs Ar Ruum [30]::41)
Apakah kita akan meninggalkan jejak sampah dalam kehidupan kita, yang menjadi beban anak cucu kita? Firman Allah swt, memerintahkan kepada kita:
…وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
…Dan berbuat baiklah, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qashash [28]:77)
Bagaimana kita dapat berbuat baik dan tidak membuat kerusakan di muka bumi?
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun lalu (2015), mengeluarkan fatwa tentang limbah ini dan memberikan fatwa kepada umat Islam ini yaitu:
1. Setiap muslim wajib menjaga kebersihan lingkungan, memanfaatkan barang-barang gunaan untuk kemaslahatan serta menghindarkan diri dari berbagai penyakit serta perbuatan tabdzir dan israf.
2. Membuang sampah sembarangan dan/atau membuang barang yang masih bisa dimanfaatkan untuk kepentingan diri maupun orang lain hukumnya haram.
3. Pemerintah dan Pengusaha wajib mengelola sampah guna menghindari kemudharatan bagi makhluk hidup.
4. Mendaur ulang sampah menjadi barang yang berguna bagi peningkatan kesejahteraan umat hukumnya wajib kifayah.
Jamaah Jumat yang Berbahagia,
Dengan demikian, dalam kita menyikapi masalah sampah ini, maka ada solusi:
1. Hindari menggunakan pemanfaatan yang kemudian menciptakan limbah. Anda ke pasar tidak lagi menggunakan plastik
2. Mendaur ulang
3. Menyortir lebih detail, lalu mengolahnya menjadi bahan baku baru
4. Mengupayakan supaya limbah yang keluar dari lingkungan kita dalah zero waste
Mudah mudahan kita bisa mengubah sikap kita tentang pola gaya hidup kita dan menyikapi keadaan tentang sampah ini.
إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا…
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri…” (QS. Al-Isra [17]:7)
[Muqadimah 2]