Pelestarian Alam Dan Satwa
[Muqadimah 1]
Ma'asyiral Muslimin, Sidang Jum'at Yang Berbahagia.
Kita kerap mendengar di mana-mana sekarang ini sangat sering terjadi bencana. Bahkan sifatnya menjadi rutin dan meningkat sepanjang tahun. Berjenis-jenis bencana ini bertubi-tubi didominasi oleh bencana yang diakibatkan oleh ulah manusia, misalnya tanah longsor, banjir atau banjir yang diikuti oleh adanya tanah longsor.
Bencana lingkungan semakin menggejala yang diakibatkan oleh tangan-tangan manusia, sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat Al-Rum, 41:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ.
Artinya: "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)". (QS.Al-Ruum [30]: 41)
Allah menugaskan manusia sebagai khalifah di bumi untuk merawat dan menjaga bumi supaya dapat dihuni dengan baik. Allah SWT. Menurunkan Al-Qur'an untuk menjadi petunjuk dan pedoman hidup dalam memelihara dan merawat bumi untuk kemaslahatan manusia sebagai ladang badah.
Dalam ayat yang lain Allah SWT. berpesan kepada manusia, dalam surat Al Araf ayat 56:
وَلَا تُفْسِدُوا فِي اْلأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ.
Artinya: "Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo`alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik". (QS. Al-Araaf [7]: 56)
Berbagai upaya untuk menjaga dan merawat bumi telah dilakukan, terutama terkait dengan keseimbangan lingkungan. Pemerintah kita, telah menetapkan banyak sekali kawasan lindung diantaranya berupa, hutan lindung, cagar alam, taman hutan raya, suaka margasatwa dan taman nasional.
Keberadaan tersebut, memang sengaja dilakukan guna menjaga keseimbangan alam dan juga tujuan-tujuan perbaikan bagi kawasan-kawasan tersebut. Dengan adanya alam yang seimbang, maka bencana seperti banjir dan tanah longsor menjadi terhindarkan, karena hutan-hutan tersebut dapat menjalankan fungsi alamiahnya, seperti menyerap air, mencegah erosi dan menjadi pengendali keseimbangan iklim.
Nabi Muhammad SAW. memberikan beberapa warisan pengetahuan kepada kita tentang kawasan-kawasan lindung, atau yang disebut juga kawasan-kawan konservasi untuk mempertahankan keseimbangan dalam kehidupan ekosistem.
Diriwayatkan, bahwa Nabi Muhammad SAW. membuat kawasan kawasan lindung yang disebut al-hima’. Adapun pionir al-hima sesungguhnya dicontohkan oleh Nabi dengan melindungi secara khusus dua kota suci (al-haramain, Makkah dan Madinah).
Pada masa penaklukkan Mekkah, Nabi Muhammad SAW. memaklumkan tentang kesucian dua tempat itu: “Suci karena kesucian yang terapkan Allah padanya hingga hari kebangkitan. Belukar pohon-pohonnya tidak boleh ditebang, hewan-hewan tak boleh diganggu … dan rerumputan yang baru tumbuh tidak boleh dipotong. (HR. Muslim)
Nabi SAW. membangun saluran di antara bukit-bukit untuk lava mengalir mengelilingi Madinah. Beliau bersabda: “Sesungguhnya Ibrahim memaklumkan Mekkah sebagai tempat suci dan sekarang aku memaklumkan Madinah, yang terletak antara dua lava mengalir, sebagai tempat suci. Pohon-pohonnya tidak boleh ditebang dan binatang-binatangnya tidak boleh diburu.” Lalu Abu Hurairah bertkat: "Bila aku menemukan rusa di tempat antara dua lava mengalir, aku tidak akan mengganggunya; dan beliau [Nabi] menetapkan dua mil sekeliling Madinah sebagai kawasan terlindung [hima].” (H.R. Muslim).
Sidang Jum'at Yang Dimuliakan Allah
Hima merupakan kawasan lindung yang digagas dan diawasi langsung oleh Rasullullah SAW. Kawasan itu diakui oleh Food and Agricultural Organization (FAO) sebagai contoh pengelolaan kawasan lindung tertua di dunia, dan dan tetap bertahan sampai sekarang. Berbeda dengan kawasan lindung sekarang yang umumnya mempunyai luasan yang sangat besar dalam sejarah, hima memiliki ukuran luas yang berbeda-beda, dari beberapa hektar sampai ratusan kilometer persegi. Hima al-Rabadha yang dibangun oleh Khalifah Umar ibn Khatthab ra. dan diperluas oleh Khalifah Usman ibn Affan, adalah salah satu yang terbesar, membentang dari tempat ar-Rabadhah di barat Najd sampai ke dekat kampung Dariyah. Di antara hima tradisional adalah lahan-lahan penggembalaan yang paling baik dikelola di semenanjung Arabia; beberapa di antaranya telah dimanfaatkan secara benar untuk menggembala ternak sejak masa-masa awal Islam dan merupakan contoh pelestarian kawasan penggembalaan yang paling lama bertahan yang pernah dikenal.
Pada tahun 1965 diperkirakan terdapat sekitar 3000 hima di Saudi Arabia, mencakup sebuah kawasan luas di bawah pengelolaan konservasionis dan berkelanjutan. Hampir setiap desa di barat laut pegunungan itu termasuk ke dalam salah satu atau lebih hima, yang terkait juga dengan sebuah perkampungan sebelahnya. Hima-hima itu bervariasi dari 10 sampai 1000 hektar dan rata-rata berukuran sekitar 250 hektar.
Dengan demikian menjadi jelas bahwa, Nabi SAW. memberikan teladan teladan dalam menggagas dan memprakarsai terciptanya kawasan-kawasan konservasi untuk menangkal terjadinya bencana alam demi kemaslahatan bagi kehidupan manusia dan makhluk lain terutama satwa.
أقُولُ قَوْلي هَذَا وَأَسْتغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتغْفِرُوهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمْ، وَادْعُوهُ يَسْتجِبْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ البَرُّ الكَرِيْمْ.
Khuthbah II
الحَمْدُ ِللهِ الَّذِي أَمَرَ عِبَادَهُ عَلَى العَفَافِ وَالنَّقَاءْ، وَنَهَاهُمْ عَنِ السُّوءِ وَالفَحْشَاءْ. وَأَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهْ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ ورَسُولُهْ. وصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينْ.
عِبَادَ اللهَ؛ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهْ، وَاعْلَمُوا أَنَّ مِنْ أَعْظَمِ النِّعَمِ تَوْفِيقُهُ إِلَى طَاعَتِهِ.
وَقَالَ اللهُ فِي كِتَابِهِ اْلكَرِيمْ: أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمْ؛ [إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا].
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتْ، وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتْ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتْ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَِلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِاْلإِيْمَانْ، وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِينَ آمَنُوا، رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمْ. اللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّينْ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِينْ, وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينْ، وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّينْ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَناَ وَتَرْحَمْناَ لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينْ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةْ، وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةْ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارْ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونْ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِينْ، وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِينْ.
عِبَادَ اللهْ؛ [إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانْ، وَإِيْتَاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَخْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيْ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنْ]. وَاللهُ أَكْبَرْ.-