Mengapa Allah Menciptakan Makhluk Selain Manusia
[Muqadimah 1]
Kaum muslimin sidang jumat yang dirahmati Allah
Tujuan diciptakannya manusia dan jin adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. hal tersebut termaktub di dalam firman Allah surat Adz-Dzariyat ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ.
Artinya: “Dan Aku (Allah) tidak menciptakan manusia dan jin kecuali untuk beribadah (kepada Ku)”. (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56)
Jin dan manusia dijadikan oleh Allah SWT. untuk beribadah kepada-Nya. Tegasnya, Allah menjadikan kedua makhluk itu sebagai makhluk-makhluk yang mau beribadah, diberi akal dan panca indera yang mendorong mereka menyembah Allah, untuk beribadahlah tujuan mereka diciptakan. Dengan demikian, ibadah yang dimaksud di sini lebih luas jangkauannya daripada ibadah dalam bentuk ritual. Setiap perbuatan yang kita niatkan untuk Allah SWT, insyaAllah itu akan dicatat oleh-Nya sebagai amal ibadah kita.
Allah SWT. mengangkat manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Yang dimaksud khalifah ialah penguasa yang mengatur segala sesuatu yang ada di bumi, seperti satwa, tumbuhan, hutan, gunung, air, sungai, laut, ikan. Seyogyanya manusia harus mampu memanfaatkan segala apa yang ada di bumi untuk kemaslahatannya. Jika manusia telah mampu melaksanakannya, maka sunatullah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi benar-benar dilaksanakan dengan baik oleh manusia, terutama mereka yang beriman kepada Allah SWT. dan Rasulullah SAW.
Manusia selain sebagai khalifah di muka bumi, juga sebagai hamba Allah SWT. yang diperintah untuk menyembah-Nya. Dalam hal ini, perintah menyembah Allah karena sesungguhnya Allah yang menciptakan semua alam semesta ini.
Selain menciptakan manusia dan jin, Allah SWT. juga menciptakan makhluk lainnya seperti satwa, tumbuhan, daratan, lautan, langit, bintang, matahari, bulan, planet-planet dan benda angkasa lainnya, dan lain sebagainya. Lalu, untuk apakah semua itu diciptakan?
Ma’asyiral muslimin yang berbahagia
Seluruh ciptaan Allah SWT di langit dan bumi tidaklah sia-sia. Dia ciptakan selain manusia, makhluk-makhluk yang membawa manfaat bagi kehidupan manusia. Setidaknya ada tiga alasan mengapa diciptakan makhluk-makhluk selain manusia.
Pertama, sebagai bahan renungan bagi umat manusia akan keagungan dan kebesaran Allah SWT. Manusia itu hanya seonggok daging yang hidup di hamparan alam jagat raya ini. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 190 – 191:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ َلآيَات ِلأُوْلِي الأَلْبَابِ ۚ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS. Ali Imran [3]: 190-191)
At-Thabari dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra., bahwa orang-orang Quraisy mendatangi kaum Yahudi dan bertanya tentang kebenaran apakah yang dibawa oleh Musa kepada mereka. Mereka menjawab bahwa tongkatnya dan tangannya yang putih bersinar bagi yang memandangnya. Kemudian orang-orang Quraisy mendatangi kaum Nasrani dan menanyakan, kebenaran yang dibawa oleh Isa. Kemudian dijawablah bahwa Isa menyembuhkan mata yang buta sejak lahir dan penyakit sopak serta menghidupkan orang yang sudah mati. Selanjutnya orang-orang Quraisy tersebut mendatangi Rasulullah SAW. dan berkata, “Mintalah dari Tuhanmu agar bukit safa itu jadi emas untuk kami”. Kemudian Nabi SAW. berdoa, dan lalu turunlah ayat tersebut. Nabi mengajak mereka untuk merenungkan kejadian langit dan bumi, dan hal-hal yang menakjubkan di dalamnya, seperti bintang-bintang, bulan dan matahari serta peredaran keduanya, laut, gunung-gunung, pohon-pohon, buah-buahan, dan sebagainya.
Kedua, makhluk-makhluk tersebut juga tunduk dan bertasbih kepada Allah SWT. sebagaimana di dalam surat An-Nur, ayat 41:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللهَ يُسَبِّحُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَالطَّيْرُ صَافَّاتٍ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلاَتَهُ وَتَسْبِيحَهُ وَاللهُ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ.
Artinya: “Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan”. (QS. An-Nur [24] : 41)
Matahari, bintang, bulan dan seluruh makhluk yang ada di langit dan bumi bertasbih dan patuh kepada Allah. Bertasbih bagi makhluk selain manusia bukanlah sebagaimana kita bertasbih dan berzikir dengan menyebut nama Allah, tetapi mereka memiliki cara-cara tertentu yang tak dapat kita ketahui. Hanya Allah SWT. Yang Maha Mengetahui bagaimana cara mereka bertasbih. Masing-masing dari makhluk tersebut telah mendapatkan bimbingan dari Allah tentang cara bertasbih.
Pada suatu ketika Nabi Muhammad SAW. pernah mendengar batu kerikil di bawah telapak kakinya bertasbih kepada Allah. Pernah pula ketika Nabi Daud meniup serulingnya, Allah memerintahkan kepada gunung-gunung dan burung-burung supaya bertasbih bersama Nabi Daud menyucikan nama-Nya sebagaimana di dalam Al Quran:
وَلَقَدْ آَتَيْنَا دَاوُودَ مِنَّا فَضْلاً يَا جِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ.
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami (Kami berfirman), "Hai gunung-gunung dan burung-burung bertasbihlah, berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya”. (Q.S. Saba [34] : 10)
Ketiga, sebagai nikmat untuk manusia sebagaimana firman Allah SWT:
أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي اْلأرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلاَ هُدًى وَلاَ كِتَابٍ مُنِيرٍ.
Artinya: “Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan”. (QS. Luqman [31] : 20)
Allah SWT. memenciptakan dan nundukan segala sesuatu yang ada di langit dan bumi, lalu manusia diilhami pengetahuan untuk dapat memanfaatkannya sesuai kebutuhan mereka. Sungguh, Allah tidak menciptakan semua itu sia-sia sebagaimana firman Allah SWT.:
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Artinya: “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka”. (QS. An-Nahl[16]: 191).
Demikian khutbah kali ini, semoga bermanfaat dan bisa menjadi bahan renungan bagi kita semua.
[Muqadimah 2]