الحَمْدُ لِلّهِ أَمَرَنَا أَنْ نَتَعَاوَنَ عَلَى البِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا نَتَعَاوَنَ عَلَى الإِثْمِ وَالعُدْوَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَاّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ كَتَبَ السَّعَادَةَ لِمَنْ عَمِلَ شَرَائِعَ الإِسْلَامَ, وَ أَشْهَد أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.بَعَثَهُ اللهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّم وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ: اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Alhamdulillah, dengan penuh rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT kepada kita semua, marilah kita selalu komitmen untuk meningkatkan iman dan taqwa dengan sebenar-benar taqwa kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.
Hadirin jamaah jum'at Yarhamukumullah
Indonesia yang memiliki ribuan pulau, saat ini tersebar di 33 provinsi dari Sabang sampai Merauke, merupakan salah satu negara berkembang, dengan jumlah penduduk mencapai kurang lebih 230 juta jiwa. Banyaknya jumlah penduduk, akan berdampak pada persoalan ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial kemasyarakatan, bahkan sampai kepada persoalan lingkungan hidup. Jika dikaitkan dengan agama maka jelaslah bahwa agama tidak menginginkan adanya perusakan dalam bentuk apapun juga. Sehingga dengan demikian, segala sesuatu yang mengarah kepada penanggulangan, perbaikan, pemulihan (recovery), dan pelestarian akan mendapat anjuran atau restu agama.
Islam adalah Diin yang Syaamil (integral), Kaamil (sempurna) dan Mutakaamil (Menyempurnakan semua sistem yang lain), karena Islam adalah sistem hidup oleh Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijakana, hal ini didasarkan firman Allah :
…ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِيناۚ…
" … Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku, dan Aku telah ridha Islam itu menjadi agamamu… " (Q.S. Al-Maidah [5] : 3)
Aturan dalam ajaran Islam haruslah mencakup semua sisi yang diperlukan oleh manusia dalam kehidupannya, begitu tinggi, indah dan terperinci aturan Sang Maha Rahman dan Rahim, sehingga bukan hanya mencakup aturan bagi sesama manusia saja, melainkan juga terhadap alam dan lingkungan hidupnya, Pelestarian alam dan lingkungan hidup tak terlepas dari peran manusia, yaitu sebagai khalifah di muka bumi sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an:
وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِل فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَة…
" Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bumi… ". (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)
Khalifah ialah seseorang yang diberi kedudukan oleh Allah untuk mengelola suatu wilayah, berkewajiban untuk menciptakan suatu masyarakat yang hubungan-nya baik dengan Allah, kehidupan dengan sesama manusia harmonis; agama, akal dan budayanya terpelihara. Pada Q.S. Ar-Rahman:1-12, luar biasa indah menggambarkan tentang penciptaan alam semesta dan tugas manusia sebagai khalifah.
Jelaslah, tugas manusia terutama seorang muslim di muka bumi ini sebagai khalifah (pemimpin) dan sebagai wakil Allah dalam memelihara bumi (mengelola lingkungan hidup). Allah telah memberikan tuntunan dalam al-Qur'an tentang lingkungan hidup, firman-Nya :
…وَخَلَقَ كُلَّ شَيۡء وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيم
"..Dia menciptakan segala sesuatu ; dan Dia mengetahui segala sesuatu". (Q.S. Al-An'am [6]: 101)
Agama Islam memperkenalkan 5 (lima) prinsip atau tujuan pokok pemeliharaan, yaitu : (1) pemeliharaan agama, (2) pemeliharaan jiwa, (3) pemeliharaan akal, (4) pemeliharaan keturunan, dan (5) pemeliharaan harta.
Pemeliharan keturunan berkaitan dengan kependudukan dan lingkungan hidup. Alam raya berjalan atas dasar pengaturan yang serasi dan perhitungan yang tepat, sebagaimana terdapat pada:
ٱلَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّىٰكَ فَعَدَلَكَ
" Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang". (Q.S. Al-Infithar [82] :7)
Demikian juga pada.
ٱلَّذِي خَلَقَ سَبۡعَ سَمَٰوَٰت طِبَاقاۖ مَّا تَرَىٰ فِي خَلۡقِ ٱلرَّحۡمَٰنِ مِن تَفَٰوُت فَٱرۡجِعِ ٱلۡبَصَرَ هَلۡ تَرَىٰ مِن فُطُور
"Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang". (Q.S. Al-Mulk [67] : 3)
Wahyu pertama Al-Qur'an memperkenalkan Tuhan, sekaligus memperkenal-kan manusia sebagai makhluk yang hidup dengan ketergantungan : "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah" (Q.S. Al-Alaq [96]:1 - 2).
Seluruh alam jagad raya diciptakan untuk digunakan oleh manusia dalam melanjutkan evolusinya, hingga mencapai tujuan penciptaan. Semua diciptakan untuk suatu tujuan : "Kami (Allah) tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan sia-sia (tanpa tujuan) " (Q.S. Shad [38]: 27).
Kehidupan makhluk-makhluk Tuhan saling kait-berkait satu sama lain, sehingga bila terjadi gangguan yang luar biasa terhadap salah satunya, maka makhluk yang berada dalam lingkungan hidup tersebut akan ikut terganggu pula. Tuhan menciptakan segala sesuatu dalam keseimbangan dan keserasian. Karena itu keseimbangan dan keserasian tersebut harus dipelihara agar tidak mengakibatkan kerusakan.
Kekhalifahan mempunyai 4 (empat) unsur yang saling berkait yaitu :
1) Manusia disebut khalifah ;
2) Alam raya yang disebut bumi (Q.S. Al-Baqarah [2]: 21) ;
3) Hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam ;
4) Adanya kekuasaan Allah (Q.S. Ibrahim [14]: 32 dan Q.S. Al-Zukhruf [43]: 13).
Semakin kukuh hubungan manusia dengan alam raya, maka semakin dalam pengenalannya terhadap sang khaliq (Tuhan yang menciptakan), dan semakin banyak pula yang diperolehnya melalui alam raya tersebut. Alam raya juga memiliki tujuan penciptaan " Kami tidak ciptakan langit dan bumi serta apa yang berada diantara keduanya dengan bermain-main " (Q.S.Ad-Dukhan[44]:38). " Kami tidak ciptakan langit dan bumi serta apa yang berada di antara keduanya kecuali dengan tujuan yang haq dan dalam waktu yang ditentukan" (Q.S. Al-Ahqaf [46]: 3).
Tugas kekhalifahan tidak berarti bersikap sebagai penakluk alam atau berlaku sewenang-wenang terhadap alam, karena yang menundukkan alam semesta adalah Allah, manusia tidak mampu sedikitpun kecuali berkat kemampuan yang dianugerahkan Allah kepada manusia. Dalam Q.S. Al-Zukhruf ayat 13 : " Mahasuci Allah yang menjadikan mudah / tunduk bagi kami, sedang kami sendiri tidak mempunyai kemampuan untuk itu ". Kalau demikian halnya maka manusia tidak akan mencari kemenangan atau sewenang-wenang tetapi keselarasan. Manusia dan alam tunduk kepada Allah, karena itu maka manusia dan alam harus bersahabat.
Ma'aasyiral muslimin rahimakumullah…
Islam menekankan agar umatnya menteladani Nabi Muhammad SAW yang membawa rahmat bagi sekalian alam. Pandangan agama, manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang tumbuh, dan terhadap apa saja yang ada. Etika agama terhadap alam mengantar manusia untuk bertanggungjawab sehingga ia tidak melakukan perusakan atau dengan dengan kata lain " setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri " dan Allah sangat mengecam sikap perusakan atas bumi.
Sikap yang diajarkan oleh agama tak sejalan dengan sikap sementara teknokrat yang memandang alam semata-mata hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan konsumtif manusia. Agama mengantarkan manusia untuk membatasi diri sehingga tidak terjerumus ke dalam pemborosan. Nabi Muhammad SAW bersabda : " Tiada kebaikan dalam pemborosan, dan tiada pemborosan dalam kebaikan" dan gunakanlah air secukupnya, cukup membasuh anggota wudhu 3 (tiga) kali, walaupun anda berwudhu di sungai yang mengalir; " serta sesungguhnya orang-orang yang boros adalah saudara-saudara setan ".
Agama mengajarkan membangun tanpa merusak, Qur'an dan hadis menjadikan landasan berpijak bagi manusia sebagai khalifah guna mencapai kelestarian lingkungan :
1. Tidak seorang muslimpun yang menanam pohon atau menyemai tumbuh-tumbuhan, kecuali buah atau hasilnya dimakan burung atau manusia, yang demikian itu adalah shadaqah baginya.
2. Barangsiapa yang memperbaiki (menyuburkan) tanah bukan milik seseorang, maka ia berhak memanfaatkan tanah itu.
3. Hindari dua macam kutukan, yaitu membuang kotoran di jalan dan ditempat orang berteduh.
4. Janganlah ada diantara kamu yang membuang air kecil pada air yang menggenang, kemudian mandi pula di sana.
Jamaah Jum'at Yarhamukumullah …
Kekhalifahan manusia menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia dengan alam lingkungan, interaksi ini bersifat harmonis sesuai dengan petunjuk dalam agama-Nya. Semakin baik interaksi manusia dengan manusia, dan interaksi manusia dengan Allah serta interaksinya dengan alam, pasti semakin banyak yang dapat dimanfaatkan dari alam jagad raya ini.
Sebagai khalifah, manusia tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, kelompok atau bangsanya semata, tetapi harus berfikir dan bersikap untuk kemashlahatan semua pihak, tidak boleh menjadi penakluk alam atau berlaku sewenang-wenang terhadapnya, yang menundukkan alam adalah Allah, manusia tidak mempunyai kemampuan sedikitpun kecuali berkat anugerah Allah SWT.
Pandangan Islam agar manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang tumbuh, dan apa saja yang ada, etika agama terhadap alam mengantarkan manusia untuk bertanggungjawab sehingga tidak melakukan kerusakan atau perusakan lingkungan. Buanglah sampah pada tempat yang telah disediakan, resiko yang muncul dapat berupa banjir, kuman penyakit, munculnya penyakit menular, bau busuk, dan sebagainya. Janganlah membakar hutan dan lahan secara sembarangan, karena akan berdampak pada kesehatan manusia. Di samping dapat menimbulkan penurunan hasil hutan. Gunakanlah air sesuai keperluan, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
Demikian uraian khotbah jum'at ini, semoga kita semua diberikan istiqomah lahir dan bathin dalam menunaikan tugas dan kewajiban yang diamanahkan kepada kita sebagai khalifah dimuka bumi ini, khususnya dalam memelihara lingkungan hidup dalam rangka kemashlahatan dan keselamatan umat manusia, di dunia dan di akhirat kelak. Amin. Yaa Rabbal 'aamiin.
بَارَكَ الله ُلِيْ وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَاِيّاَكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ