Kewajiban Manusia Menjaga Alam Sekitarnya

 

Khutbah Pertama:

Sidang Jamaah Jum’at yang Berbahagia

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga di hari Jum’at yang mulia ini kita bisa berkumpul untuk melaksanakan perintahnya shalat Jum’at berjamaah. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada tauladan kita Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya saya mengajak hadirin semua untuk tidak bernah berhenti meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan selalu menjalankan semua perintah dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Pada kesempatan Jumat ini, marilah kita merenungkan salah satu firman Allah dalam surat Al-Hijr ayat 19-20:

وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ، وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ وَمَنْ لَسْتُمْ لَهُ بِرَازِقِينَ

"Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya". (QS. Al-Hijr [15]:19-20)

Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa Allah SWT telah menciptakan alam semesta dengan segala isinya sesuai dengan kebutuhan makhluk penghuninya, yakni kita sebagai manusia. Allah telah membentangkan bumi yang saat ini kita tinggali bersama lengkap dengan gunung-gunung yang indah, hutan rimba beserta segala penghuninya yang bisa kita manfaatkan untuk memenuhi segala kebutuhan manusia. Untuk menjaga keseimbangan alam, Allah juga telah menciptakan sungai-sungai yang meliuk indah hingga ke lautan biru beserta seluruh ekosistemnya. Semua disediakan oleh Allah untuk dimanfaatkan manusia sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia diberi mandat untuk memelihara, selain memanfaatkanya, dengan cara mengelola sumber daya alam tersebut berdasarkan asas kelestarian. Dengan melestarikan alam yang telah disediakan Allah maka alam akan memberi kemakmuran bagi kita semua hingga anak cucu, generasi yang akan datang.

Sayang karena ambisi dan ego manusia amanat untuk memanfaatkan dan mengelola alam secara lestari belum terjadi. Hutan-hutan masih dibakar untuk membuka lahan baru dan mendapat kayu ilegal, hewan-hewan langka dan dilindungi diburu diambil daging dan kulitnya, sungai-sungai diracun untuk mendapat ikan, laut dibom agar tangkapan banyak dan masih banyak lagi perbuatan manusia yang merusak alam demi kepentingan sesaatnya. Akibat ulah manusia tersebut malapetaka kerusakan alam terjadi di mana-mana yang disebabkan oleh tangan-tangan manusia. Para perusak hutan dan alam sekitar adalah manusia yang mementingkan ambisi pribadi tanpa memikirkan kelestarian alam untuk diwariskan kepada anak cucu mereka. Untuk itu perlu ditumbuhkan kesadaran untuk mencintai alam serta lingkungan sekitar.

Sidang Jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Mari coba kita renungkan, beberapa tahun belakangan ini, berbagai bencana alam hadir menimpa negeri kita. Kebakaran hutan sehingga kabut asap tebal setiap tahun menghampiri, banjir juga menjadi langganan di musim penghujan, tanah longsor dan banjir lumpur pun belum selesai kita tangani, kekeringan juga menjadi bencana alam yang selalu datang menghampiri kita. Dalam bahasa kampus kini seluruh dunia terkena dampak pemanasan global. Pemanasan yang disebabkan oleh maraknya perusakan hutan dan semakin banyaknya kendaraan bermotor. Efek pemanasan global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan seperti; naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas kejadian alam yang ekstrim (saat kita yang di Sumatera berjuang menghadapi hujan dan banjir, di pulau Jawa justru kewalahan melawan panas).

Daerah-daerah perkotaan mengalami perusakan alam lebih cepat daripada di desa-desa. Sebut saja Jakarta. Di ibu kota saat ini tidak ada lagi air tanah yang bisa langsung diminum, karena sudah sangat tercemar oleh berbagai aktifitas manusia. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jakarta, sebagian besar air minum di Jakarta, Bogor, Karawang, Bekasi, Cilegon, dan Tangerang, telah tercemar bakteri seperti Conform, Coll Tinja, dan sejumlah senyawa kimia. Senyawa kimia ini berbahaya dan bisa menyebabkan penyakit kanker, tumor, hipertensi, gastrointestinal, gangguan reproduksi, kerusakan saraf, karies gigi dan kerusakan tulang, iritasi lambung, anemia, serta kerusakan otak.

Diperkirakan sekitar 50 persen penyakit yang diderita masyarakat disebabkan oleh air minum yang tercemar, termasuk diare yang setiap tahun jumlah penderitanya meningkat serta menyumbang angka kematian tertinggi pada anak-anak yang paling rentan dan berisiko paling tinggi terserang penyakit ini. Bahkan pada tahun 2015 tercatat sekitar 12 angka kematian yang diduga disebabkan oleh air yang tercemar. Infeksi yang terjadi akibat tercemarnya air, adalah diare yang disertai dengan dehidrasi, diare biasa, typhus, dan hepatitis A. Semua penyakit ini timbul akibat dari rusaknya alam yang disebabkan oleh manusia. Untuk itulah sekali lagi khotib ingatkan mari bersama-sama menjaga bumi ini agar tetap lestari.

Khutbah kedua:

Sebagai orang-orang beriman, kita harus benar-benar bisa mengamalkan semua perintah Allah termasuk menjaga alam sekitar. Intisari khotbah kita, bahwa ajaran untuk tidak berbuat kerusakan pada alam, memelihara lingkungan, berbuat yang terbaik bagi umat manusia, menjadi ajaran yang sangat dijunjung tinggi.

Seperti diriwayatkan oleh Thabrani, Nabi SAW bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ لَا يَرْحَمْ مَنْ فِي الْاَرْضِ لَا يَرْحَمْهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ (رواه الطبراني)

Artinya: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda, ”Barangsiapa tidak menyayangi siapa (yang berada) di bumi maka tidak menyayanginya siapa (yang berada) di langit”. (HR. Thabarani)

Mudah-mudahan kita semua diberikan kekuatan dan kesabaran oleh Allah dalam menjaga alam yang diberikan oleh-Nya kepada kita.Amin.

 

 

 

Share:
admin@ecomasjid.id