Akhlak Memanfaatkan Alam Dalam Islam

Khutabah Pertama:

Hadirin Sidang Shalat Jum’at Arsyadakumuloh

Melalui mimbar ini izinkan saya mengajak kepada para jama'ah untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT dengan mengucapkan Alhamdu Lillahi Rabbil Alamin. Pada hari ini kita dimudahkan oleh Allah SWT untuk sejenak meninggalkan kegiatan-kegiatan duniawiyah dan lebih lanjut kita fokus pada kegiatan-kegiatan ukhrawiyah, yaitu shalat Jum’at berjamaah. Semoga hal ini merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan bekal dan meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Selanjutnya, shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada baginda Rasulullah SAW, keluarga, para sahabat dan umatnya yang setia dengan ajaran-ajarannya hingga hari kiamat. Amin ya Rabb al-Alamin.

Hadirin Sidang Shalat Jumat yang Berbahagia

Pada kesempatan khutbah sebelumnya telah dibahas, bahwa manusia sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi memiliki dua tugas pokok. Tugas pokok pertama manusia adalah mengelola dan memakmurkan alam dan seisinya demi kesejahteraan manusia. Adapun tugas pokok manusia yang kedua adalah menjaga kelestarian alam dan seisinya demi kelangsungan hidup manusia dan anak cucunya. Setelah kedua tugas tersebut ditunaikan oleh manusia secara sempurna, maka Allah SWT memberi kesempatan kepada umat manusia untuk memanfaatkan alam dan seisinya ini dengan memperhatikan akhlak lingkungan yang digariskan oleh Allah SWT.

Pertama, Allah SWT mempersilakan kepada umat manusia untuk memanfaatkan alam dan seisinya ini seperti lembah, sawah, ladang, kebun dan mats air sebagai bahan konsumsi serta sarana mencari rizki dan penghidupan mereka. Hal ini Allah SWT berfirman sebagai berikut:

وَجَعَلْنَا فِيهَا جَنَّاتٍ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ وَفَجَّرْنَا فِيهَا مِنَ الْعُيُونِ لِيَأْكُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ وَمَا عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ ۖ أَفَلَا يَشْكُرُونَ

“Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?” (Q.S. Yaasin [36]: 34-35)

Selanjutnya, Allah SWT berfirman sebagai berikut:

وَأَرْسَلْنَا الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَا أَنْتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ

“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya."(Q.S. Al-Hijr [15]: 22)

Kedua ayat di atas secara jelas menyebutkan bahwa manusia bisa memanfaatkan lembah, sawah, ladang, kebun dan mata air sebagai bahan konsumsi serta sarana mencari rizki dan penghidupan. Kebun kurma dan anggur serta sumber mata air, misalnya bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk keperluan konsumsi bagi diri dan keluarganya sehari-hari. Selain untuk dikonsumsi, kebun kurma dan anggur serta sumber mata air juga dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencari rizki dan penghidupannya.

Hadirin yang Berbahagia

Lebih lanjut, Allah SWT telah menyediakan binatang ternak seperti unta, kerbau, kuda, sapi dan kambing serta binatang unggas seperti burung, ayam, bebek dan angsa yang disediakan oleh Allah SWT untuk kepentingan hidup manusia di muka bumi ini. Terkait dengan pemanfaatan binatang-binatang tersebut Allah SWT berfirman sebagai berikut:

اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَنْعَامَ لِتَرْكَبُوا مِنْهَا وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ،وَلَكُمْ فِيهَا مَنَافِعُ وَلِتَبْلُغُوا عَلَيْهَا حَاجَةً فِي صُدُورِكُمْ وَعَلَيْهَا وَعَلَى الْفُلْكِ تُحْمَلُونَ

"Allahlah yang menjadikan binatang ternak untuk kamu, sebagiannya untuk kamu kendarai dan sebagiannya untuk kamu makan. Dan (ada lagi) manfaat-manfaat yang lain pada binatang ternak itu untuk kamu dan supaya kamu mencapai suatu keperluan yang tersimpan dalam hati dengan mengendarainya. Dan kamu dapat diangkut dengan mengendarai binatang-binatang itu dan dengan mengendarai bahtera.”(Q.S. Al-Mu'min [40]:79-80).

Ayat di atas secara jelas menyebutkan bahwa manusia bisa memanfaatkan binatang ternak dan binatang unggas yang diciptakan oleh   Allah  SWT. Misalnya, daging dan susu yang ada pada binatang ternak dan binatang unggas tersebut bisa dikonsumsi sebagai makanan dan minuman bagi umat manusia. Sementara itu, bulu yang ada pada binatang ternak dan binatang unggas tersebut bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk pakaian, tempat tidur dan sarana olah raga. Selain beberapa nilai manfaat tersebut, binatang ternak tersebut jugs dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai kendaraan dan sarana mengolah sawah dan ladang.

Hadirin Sidang Shalat Jumat yang Berbahagia

Kedua, Allah SWT mempersilakan kepada umat manusia untuk memanfaatkan alam dan seisinya seperti lautan dan segala isinya ini sebagai sumber konsumsi serta sumber rizki dan kehidupan mereka. Dalam kaitan ini Allah SWT berfirman sebagai berikut:

وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur."(QS. An Nahl [16]: 14)

Senada dengan ayat di atas, Allah SWTjuga berfirman sebagai berikut:

 

رَبُّكُمُ الَّذِي يُزْجِي لَكُمُ الْفُلْكَ فِي الْبَحْرِ لِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ ۚ إِنَّهُ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

“Tuhan-mu adalah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu, agar kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang terhadapmu."(Q.S. Al-Isra" [17]: 66).

Kedua ayat di atas secara jelas menyebutkan bahwa manusia bisa memanfaatkan lautan yang diciptakan oleh Allah SWT sebagai bahan konsumsi serta sumber rizki dan kehidupannya. Misalnya, para nelayan bisa memanfaatkan laut untuk mencari beragam jenis ikan segar sebagai sumber kehidupan mereka dan bahan untuk dikonsumsi. Para pelaut bisa memanfaatkan laut untuk berlayar baik sebagai alat transportasi barang maupun transportasi manusia. Di bawah laut juga tersedia barang-barang tambang seperti besi, emas, perak, intan, biji-biji mutiara dan lain-lain yang bisa dimanfaatkan oleh manusia sebagai perhiasan.

Hadirin yang Berbahagia

Selanjutnya, terkait dengan hak dan wewenang untuk memanfaatkan alam dan seisinya ini, Allah SWT mengingatkan agar umat manusia memperhatikan akhlak lingkungan dalam Islam sebagaimana yang akan diuraikan berikut ini.

Pertama, akhlak lingkungan yang digariskan oleh Allah SWT untuk diperhatikan oleh manusia adalah larangan boros dan berlebihan dalam memanfaatkan alam dan seisinya. Mengapa? Karena tindakan boros dan melampaui batas dalam memanfaatkan alam dan seisinya itu menyebabkan dua kemaksiatan sekaligus. Alasan yang pertama adalah bahwa tindakan boros dan melampaui batas itu merupakan kemaksiatan kepada Allah SWT, karena akan menyebabkan terjadinya kerusakan serta kelestarian alam dan seisinya. Hal ini berarti menyalahi amanah Allah SWT bahwa manusia bertugas untuk menjaga kelestarian alam dan seisinya demi kelangsungan kehidupan ini baik untuk manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Adapun alasan kedua adalah bahwa tindakan boros dan melampaui batas pada saat memanfaatkan alam dan seisinya akan menyebabkan kemurkaan Allah SWT yang berujung pada kebinasaannya. Dalam hubungan ini Allah SWT berfirman sebagai berikut:

  كُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآتُوا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ ۖ وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“... Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”. (Q.S. Al-An'am [6]: 141).

كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلَا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِي ۖ وَمَنْ يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَىٰ

Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia. (Q.S. Thaha [20]: 81).

Hadirin yang Berbahagia

Selanjutnya, akhlak lingkungan kedua yang digariskan oleh Allah SWT adalah bahwa manusia tidak boleh merusak, mencemari, dan mengganggu hak-hak kehidupan makhluk Allah SWT selain manusia baik binatang maupun tumbuh-tumbuhan pada saat memanfaatkan alam dan seisinya.

Akhlak Iingkungan dalam Islam di atas penting untuk diperhatikan karena dua alasan. Alasan pertama adalah bahwa manusia pada saat memanfaatkan alam dan seisinya untuk kesejahteraan hidup mereka diminta oleh Allah SWT untuk tetap menjaga agar apa yang menjadi kekayaan alam tersebut tetap lestari dan terus dapat dinikmati oleh umat manusia secara berkesinambungan. Caranya adalah memperlakukan alam dengan ramah dan penuh kasih sayang. Perlakuan manusia terhadap alam secara ramah dan kasih sayang tersebut dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan alam serta menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat merusak alam semesta ini.

Adapun alasan kedua adalah bahwa manusia pada saat memanfaatkan alam dan seisinya untuk kesejahteraan hidup mereka diminta oleh Allah SWT untuk melihat fakta bahwa keberadaan lingkungan kita di mana-mana di seluruh Indonesia kini sedang mengalami kerusakan yang parah. Penyebabnya adalah banyaknya kendaraan bermotor dan pabrik-pabrik yang menimbulkan pencemaran udara. Pencemaran tersebut membahayakan keselamatan hidup manusia dan kehidupan sekelilingnya. Limbah-limbah pabrik seringkali dibuang seenaknya ke sungai yang akhirnya bermuara ke laut. Demikian pula kapal-kapal tanker yang membawa minyak sering mengalami kebocoran, sehingga minyaknya tumpah ke laut. Akibatnya air sungai dan laut beracun yang menyebabkan mati atau tercemarnya ikan dengan zat beracun.

Kalau kita mau mendengar dan memperhatikan seruan Allah SWT yang ada dalam AI-Qur'an dan fakta tentang kerusakan lingkungan yang parah di mana-mana, maka kita akan berhati-hati dalam memanfaatkan alam dan seisinya. Kita yakin bahwa setiap aturan yang kita sebut akhlak Iingkungan dalam Islam dan aturan tersebut kita Ianggar maka, kita sendiri yang akan menanggung akibatnya. Sebaliknya, jika kita mengikuti dan mentaati aturan yang telah digariskan Allah SWT, dunia ini akan aman. Manusia akan makmur. Pencemaran lingkungan tidak akan timbul, kerusakan hutan tidak akan terjadi, polusi udara tidak akan kita rasakan, marga satwa tidak akan menjadi Iangka, hewan di laut tidak akan menderita dan binatang di darat akan tenang hidupnya. Dengan demikian, kelestariam alam dan lingkungan sekitar akan terjaga, kehidupan akan menjadi aman dan nyaman, serta masa depan kehidupan ini dan anak cucu kita akan terjamin. Semoga!

Khutbah kedua

 

 

 

Share:
admin@ecomasjid.id