Pentingnya Pelestarian Alam

 

Khutbah pertama:

Hadirin yang dirahmati Allah Subhanahuwataala

Marilah kita memanjatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT atas karunia yang dilimpahkan kepada kita. Kelimpahan karunia tersebut harus disyukuri agar kita semakin meningkat keimanan dan ketaqwaan kita. Marilah kita senantiasa membawa kemanfaatan dan keberkahan pada diri dan alam sekitar yang lestari.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Tindakan manusia untuk memelihara alam (tidak membuat kerusakan di bumi) merupakan manifestasi perintah syukur kepada Allah SWT. Karena Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai syukur, maka dari awal kelahirannya sudah mengajarkan pentingnya memelihara alam. Bahkan ketika perang pun, Islam masih mengagungkan titah itu. Tersebut dalam sejarah, para khalifah Islam seperti Abu Bakar dan Umar setiap kali akan melepas laskar ke medan perang tak pernah lupa memperingatkan, "Jangan tebang pohon itu atau rambah tanaman, kecuali jika akan dipergunakan atau dimakan, dan janganlah membunuh binatang kecuali untuk dimakan, hormati dan lindungi semua rumah ibadah manapun, serta jangan sekali kali mengusik mereka yang sedang beribadah menurut agama mereka masing-masing. Janganlah membunuh orang-orang yang tidak bersenjata (yang tidak terlibat langsung dalam peperangan)."

Sebagai implementasi titah di atas ada sebuah riwayat yang mengatakan, "Sesaat setelah Amr bin Ash menaklukkan Mesir, seekor burung merpati membuat sarang di atas tendanya, padahal mereka segera berangkat meninggalkan Mesir. Sebenarnya, Amr bin Ash dapat memerintahkan para prajurit membongkar tendanya. Namun hal itu tidak dilakukan sebab ia tidak ingin mengusik sang merpati yang sedang mengerami telurnya."

Tidak ditemukan dalam sejarah bahwa ummat Islam adalah "perusak Lingkungan", sekalipun dalam peperangan. Pertempuran yang berlangsung di zaman Nabi, tak pernah menyebabkan kerusakan alam, yang mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi, sebagaimana peperangan pada abad-abad mutakhir. Ketika itu perang tidak menjadikan penyebab kerusakan alam, hanya menghancurkan musuh. Demikian implementasi Islam dalam memelihara kelestarian alam, meski dalam peperangan.

Tidak hanya dalam medan pertempuran, ketika beribadah pun nuansa Islam dalam menkonversi alam masih sangat kental. Terbukti ketika haji orang yang berihram dilarang membunuh binatang  dan mencabut pohon. Bahkan ketika melanggar akan dikenakan sanksi.

Islam juga memberikan kabar gembira bagi mereka yang mau melestarikan alam. Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits pernah bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلَّا كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَتْ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَلَا يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ

“Nabi SAW bersabda: ‘Tak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya.” (HR. Muslim)

Pelestarian alam dalam Islam sifatnya konservatif,  yang melindungi nilai-nilai yang telah ada. Baik kondisi alami, estetika maupun kekayaan alam yang telah terbentuk sejak awalnya. Sesuai Al Qur'an Surat Al-A'raf ayat 56:

وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”.(QS. Al-A’raf [7]:56)

Saudara Jamaah Jum’at yang berbahagia

Alam mengalami perubahan menuju pada ekosistem yang seimbang setelah mencapai ratusan bahkan jutaan tahun. Maka mempertahankan alam yang telah menjalani proses tersebut adalah sebuah keharusan dan sebuah kebutuhan manusia. Mengingat pentingnya pelestarian alam itulah, Islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW telah memperkenalkan kawasan lindung (hima) yakni kawasan yang khusus untuk dilindungi pemerintah atas dasar syariat, guna melestarikan kehidupan liar di hutan.

Nabi pernah mencagarkan kawasan sekitar Madinah sebagai hima guna melindungi kawasan Iembah, padang rumput dan tumbuhan yang ada di dalamnya. Lahan yang beliau lindungi Iuasnya sekitar 6 mil atau Iebih dari 2.049 hektar. Selain hima, Islam juga memperkenalkan konsep ihyaul mawat yakni usaha mengelola lahan yang masih belum bermanfaat menjadi berguna bagi manusia.

Dua konsep di atas menunjukkan kepada kita bahwa Islam telah sedini mungkin ikut melestarikan alam, sebagaiman juga telah ikut aktif dalam memelihara keberlangsungan hewan Iangka melalui pelanggaran konsumsi. Inilah makna konsep Rabbil 'alamin (pemelihara seluruh alam) yakni sifat Allah yang direalisasikan pada tugas kekhalifahan manusia. Artinya segenap makna yang terkandung dalam kata itu harus tercermin dalam setiap tindakan dan perilaku manusia dengan alam, karena ia menempatinya dan bertanggung jawab terhadap eksistensinya.

Khutabah kedua:

Maasyiral Muslimin Wa Zumratal Mukminin Rahimakumullah,

Pelestarian alam merupakan wujud ketaatan kita kepada hukum-hukum Allah SWT. Semakin kita dapat menjaga lingkungan alam maka akan semakin mempertebal iman dan menaikkan derajat ketakwaan kita.

Pada inti khotbah pertama, kita mendapatkan contoh-contoh bagaimana ajaran Islam adalah ajaran yang menghormati dan memelihara alam. Pelestarian alam dipraktekkan langsung oleh Rasulullah sebagai contoh bagi umatnya termasuk diri kita. Maka pelestarian alam menjadi bagian ketaatan kita atas ajaran Islam.

Marilah kita berdoa agar Allah SWT mengampuni diri kita atas dosa-dosa selama ini termasuk dalam pelestarian alam. Semoga dengan panjatan rasa syukur maka ditambah nikmat Allah SWT yang Maha Pemurah. Amin

 

 

 

 

 

Share:
admin@ecomasjid.id