Pengelolaan Lingkungan Hidup di Masjid Istiqlal
Air tawar merupakan bagian kecil dari seluruh air yang tersedia di bumi ini. Hampir 70 persen bumi berupa air, namun hanya 2,5 persen air tawar dan hanya 1 persen dari air tawar kita yang mudah diakses, sebagian besar terperangkap di gletser dan padang salju. Intinya, hanya 0,007 persen air bumi ini yang tersedia memberi menghidupi 6,8 miliar orang beserta binatang darat dan tanaman darat.
Sejalan dengan petumbuhan penduduk yang sangat pesat khususnya didaerah perkotaan, pencemaran air tanah maupun air permukaan serta distribusi dan konsumsi sumber daya air yang tidak merata, telah menyebabkan ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan akan air. Oleh karena itu inovasi dalam hal penyediaan sumber air baku telah menjadi perhatian dan mendapatkan posisi yang sangat penting. Salah satu alternatif yang dilakukan dibanyak negara di duia adalah menggunakan teknik daur ulang air limbah, khususnya air limbah perkotaan sebagai salah satu sumber air baku untuk penyediaan air bersih.
Peradaban manusia diidentifikasi dalam tiga gelombang, yaitu gelombang masyarakat agraris, gelombang masyarakat industri dan gelombang masyarakat informasi. Setiap gelombang memiliki kecenderungan perilaku manusia masing-masing yang berakibat pada jenis pencemaran dan kerusakan lingkungan yang berbeda. Perkembangan teknologi seolah paralel dengan semakin meningkatnya daya rusak terhadap bentang alam. Daya dukung dan daya tampung sumber daya alam juga semakin menurun. Dalam konteks limbah misalnya, pada masyarakat agraris di dominasi oleh limbah organik, demikian di masyarakat industri dengan limbah organik dan limbah kimiawi dan pencemaran yang masih ringan. Pada era masyarakat informasi lebih didominasi sampah plastik dan pencemaran bahan kimia yang semakin berat. Disisi lain pada masyarakat informasi terjadi mobilitas informasi yang sangat cepat, efisiensi yang tinggi dan mulai tumbuh untuk melakukan daur ulang limbah.
Upaya pengendalian pencemaran dan untuk mengatasi kebutuhan air maka kementerian LHK secara komprehensif dikawasan masjid istiqlal ini melakukan beberapa pendekatan
1) Daur ulang air wudhu
2) IPAL domestic (grey water & black water),
3) Pemanfaatan kembali air limbah wudhu
4) Pemantauan kualitas air sungai Ciliwung secara kontinyu dan online,
5) Pengelolaan secara praktek-praktek terbaik (best practices) dalam pengelolaan sumber-sumber air yang ada atau non-point source.
Metoda yang diterapkan merupakan integrasi penerapan pengolahan air limbah, yaitu proses-proses fisika, kimia, biologi dan penjernihan air. Sistem pengolahan air limbah dengan wetland apung (floating treatment wetland), penerapan nano bubble generator yang berfungsi untuk menambah oksigen terlarut dalam kolam air sehingga dapat mengaktifkan mikroorganisme pengurai yang hidup dalam kolom air maupun sedimen. Sehingga kombinasi wetland dan nano bubble diharapkan dapat menjadikan air dikolam air mancur menjadi bersih yang dapat digunakan sebagai alternatif sumber air baku. Seluruh kegiatan pengelolaan tersebut merupakan salah satu bentuk nyata masyarakat informasi
Beberapa manfaat dari pengelolaan air limbah di lingkungan Masjid Istiqlal:
1. Manfaat lingkungan, berupa pengurangan beban pencemaran air dan perbaikan kualitas air serta peningkatan lahan terbuka hijau.
2. Manfaat sosial, berupa tersedianya fasilitas informasi, pendidikan dan interaksi sosial masyarakat dan
3. Manfaat ekonomi, berupa meningkatnya ketersediaan air bersih serta pengurangan biaya pemakaian air bersih.
Selain penerapan teknologi seperti yang kita lakukan di kawasan masjid istiqlal ini, pengendalian pencemaran air juga memerlukan rekayasa sosial dalam arti keterlibatan masyarakat yang seluas-luasnya. Hal ini dilakukan dengan merubah perilaku dan mangajak masyarakat untuk mencintai lingkungan.
Referensi: Sambutan Menteri LHK dalam peresmian fasilitas-fasilitas pengelolaan Air Limbah di Masjid Istiqlal.
Oleh: Dr. Hayu Prabowo