Seluruh Makhluk Termasuk Satwa Bertasbih
[Muqadimah 1]
Kaum Muslimin, Jama'ah Jum’at Yang Dimuliakan Allah
Sadar atau tidak, dalam bergulirnya siang dan malam, panas terik dan dinginnya malam ada sebuah hikmah dan pesan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Di balik suara merdu burung di rindangannya dedaunan hutan, suara katak yang bersahutan di musim hujan, adzan mengundang kita shalat yang tak hentinya, terus berkumandang saling berkaitan dari satu tempat ke tempat lainnya di seluruh bumi, hingga sinergisnya siang dan malam bergantian sebagai tanda memuji kebesaran-Nya, dan patuh pada perintah-Nya. Sudah menjadi sunnatullah, semua makhluk di muka bumi dan di seantero langit memuji dan bertasbih pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللهَ يُسَبِّحُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَالطَّيْرُ صَافَّاتٍ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهُ وَتَسْبِيحَهُ وَاللهُ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ.
Artinya: “Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan burung dengan membentangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan”. (QS. An-Nur [24] : 41)
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالأرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لاَ تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا.
Artinya: "Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun". (QS. Al-Isra’ [17]:44).
Dalam surah Al-Anbiyaa, ayat 79, Allah menyatakan: “Dan sudah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Dawud”. Bahkan hewan yang kita anggap remeh dan tak berguna pun bersepakat untuk memuji-Nya, seperti semut dan katak juga tak lupa berbertasbih kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dalam hal ini, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, bahwa suara katak itu tasbih, memuji Allah. (HR. Al-Nasai).
Hadist yang diriwayatkan oleh Ibn Umar: “Janganlah kamu membunuh katak karena bunyi menguaknya adalah tasbih”. Demikian pula hadist dari Anas bin Malik ra.: “Janganlah kamu membunuh katak karena ia pernah melintasi di atas api Ibrahim serta membawa air di dalam mulutnya dan menyemburkannya ke atas api”.
Dari benda ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. yang kecil seperti bakteri, hingga yang sangat besar seperti makhluk matahari dan bintang-bintang yang lainnya yang lebih besar semuanya bertasbih memuji-Nya. Maha Besar Allah, Tuhan Pencipta Alam. Maka bertasbihlah kepada Allah. Gunung dan burung bertasbih dengan melaksanakan tanggungjawab mereka, supaya proses alam berjalan dengan lancar, tersusun, dan teratur. Alam pula bertasbih dengan terus mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Allah. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. berkata: "Dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam: "Sesungguhnya pernah seekor semut menggigit salah seorang Nabi lalu Nabi tersebut menyuruh supaya membakar sarang semut tersebut, tetapi Allah menurunkan wahyu kepadanya": "Apakah hanya gara-gara seekor semut menggigitmu lantas kamu akan binasakan satu umat yang selalu membaca tasbih." “Akan tetapi kamu tidak faham akan tasbih mereka”.
Kaum Muslimin, Jama'ah Jum’at Yang Dimuliakan Allah
Hanya Nabi Sulaiman yang diberi ilmu untuk memahami bahasa binatang. Hikmah dibalik tasbih matahari, bulan, bintang-bintang, burung, semut dan lainnya, Subhanallahu Maha Suci Allah atas keindahan penciptaannya, sebagai bukti bahwa Sang Pencipta menginginkan agar seluruh mahluk taat dan berada dalam garis edarnya sebagai manusia. Ketika matahari dan bulan taat pada garis edarnya sebagai bentuk ketaatan pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang menciptakannya. Lalu apa yang harus kita lakukan?
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ.
Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”. (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyampaikan teguran dalam bentuk pertanyaan sebagaman di dalam firman-Nya:
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لاَ تُرْجَعُونَ.
Artinya: “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mukminun [23]: 115)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, Firman Allah: “Apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu untuk main-main?”, “Apakah kalian menyangka bahwa kamu diciptakan tanpa maksud, tujuan dan hikmah?” Firman Allah: “bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”, “Tidak dikembalikan ke negeri akhirat?” Manusia diciptakan dengan bentuk terbaik dan dimuliakan dengan akal pikiran, karunia Allah SWT. selanjutnya menurunkan beragam rizki, sehingga manusia mampu bertahan hidup di bumi ini.
Allah berfirman:
أَمَّنْ هَذَا الَّذِي يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ بَلْ لَجُّوا فِي عُتُوٍّ وَنُفُورٍ.
Atau siapakah dia ini yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezki-Nya? Sebenarnya mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri? (QS. Al-Mulk [67]: 21)
Jika matahari, bulan, seluruh satwa, dan lainnya patuh dan tuduk kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, mengapa kita abaiakan beribadah kepada Dzat yang telah mengaruniakan kepada kita segala sesuatu yang kita miliki selama ini. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa memberi kepada kita, petunjuk dan keridhaan-Nya. Dibalik pergantian siang dan malam sangatlah luar biasa, betapa indah seluruh mahluk-Nya selain manusia terus menerus bergerak mengikuti perintah-Nya sebagai bentuk tasbih mereka kepada-Nya, sehingga terjadi keseimbangan antara kehidupan di langit dan bumi.
Demikian khutbah kali ini, semoga bermanfaat dan bisa menjadi bahan renungan bagi kita semua.
[Muqadimah 2]