Air Sumber Kehidupan

 

[Muqadimah 1]

   

     Kaum Muslimin Yang Berbahagia;

     Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah Pencipta alam semesta beserta isinya. Ia telah menganugerahkan kepada kita bangsa Indonesia, negara yang subur makmur laksana hamparan jamrud di katulistiwa. Para pengelana dari Timur Tengah mengatakan bahwa negara Indonesia bagaikan kepingan surga di bumi. Ia telah menurunkan hujan dari langit, yang  dengan air hujan itu Ia menyuburkan tanah yang tandus dan gersang menjadi tanah yang subur.

     Dengan air hujan itu, Ia menumbuhkan tanam-tanaman yang menjadi makanan manusia dan binatang. Dengan air hujan itu, Ia menumbuhkan tanam-tanaman yang menghasilkan buah-buahan yang beraneka ragam. Karena itulah, kita semua wajib bersyukur kepada-Nya, agar kita tidak tergolong orang yang tidak memperhatikan ciptaan-Nya sebagaimana firman-Nya:

أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا نَسُوقُ الْمَاءَ إِلَى الْأَرْضِ الْجُرُزِ فَنُخْرِجُ بِهِ زَرْعًا تَأْكُلُ مِنْهُ أَنْعَامُهُمْ وَأَنفُسُهُمْ ۖ أَفَلَا يُبْصِرُونَ

"Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanam­ tanaman yang daripadanya (dapat) makan binatang-binatang ternak mereka dan mereka   sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?". (As Sajadah [32]: 27).

 

     Kaum Muslimin Rahimakumullah;

     Air adalah kekayaan alam yang dikaruniakan Allah SWT sebagai hajat semua makhluk hidup baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Bahkan mesin mobil, mesin-mesin di pabrik dan lain sebagainya memerlukan air. Pendeknya, kehidupan di alam ini sangat berkepentingan kepada air. Itulah sebagai isyarat kepada kita mengapa Allah menciptakan alam ini, yang justru dua pertiganya adalah laut yang menjadi sumber dan penampungan air. Tanpa air manusia akan kehausan yang mengakibatkan kurang zat air pada badannya, dan bila terus berlanjut akan mengakibatkan kematian. Tanpa air, hewanpun akan kehausan dan akhirnya mati. Tanpa air, tanah akan menjadi tandus dan gersang. Tumbuh ­tumbuhan akan layu, kering dan mati. Al-Qur'an mengatakan bahwa air adalah sumber kehidupan, dan dari air segala makhluk hidup dijadikan.

...وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ...

"...dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup...". (Al-Anbiya [21]: 30).

 

     Kaum Muslimin Yang Berbahagia;

     Tanah air kita, Indonesia yang tercinta ini dikaruniai oleh Allah SWT dengan dua musim, yaitu musim hujandan musim kemarau, musim dingin dan musim panas. Dengan dua musim yang teratur itu, masyarakat kita yang sebagian besar para petani itu dapat mengatur waktu bercocok tanam, kapan menanam dan kapan panen. Ini merupakan kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat kita.

     Lebih dari itu, negara kita yang terdiri dari puluhan ribu pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, mempunyai kekayaan air yang berlimpah ruah, baik air yang  bersumber dari langit yang disebut air hujan, air yang bersumber dari laut, air yang bersumber dari tanah, air sumur maupun air sungai dan lain sebagainya. Air yang berlimpah ruah itu telah dimanfaatkan untuk pertanian, perindustrian dan pelayaran dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bersamaan dengan itu air dipergunakan untuk bersuci dan minum. Sudah barang tentu air yang dipergunakan untuk bersuci dan minum haruslah air bersih, air yang bebas dari kotoran,kuman-kuman dan bibit penyakit.

     Agama Islam mengajarkan bahwa asal mulanya air itu bersih, baik air yang berasal dari langit maupun air yang bersumber dari tanah. Air yang bersih itu dapat dipergunakan untuk bersuci, yakni membersihkan segala sesuatu dari kotoran, dan yang lebih utama lagi untuk  minum yang sangat penting artinya bagi kehidupan manusia terutama kesehatan baik orang perorang, keluarga, masyarakat maupun lingkungan. Nabi Muhammad SAW bersabda:

 

عَنْ أَبِى اُمَامَةَ قَالَ: إِنَّ الْمَاءَ لاَ يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ اِلاَّ مَا غَلَبَ عَلَى رِيْحِهِ وَطَعْمِهِ وَلَوْنِهِ (رواه ابن ماجه)

"Dari Abi Umamah: Sesungguhnya air itu bersih dan tidak dapat dinajiskan atau dikotorkan kecuali oleh sesuatu yang merubah warnanya atau rasanya atau baunya". (Hadits riwayat Ibnu Majah).

 

     Akan tetapi air bersih itu kemudian tercemar, berubah warnanya, berubah rasanya dan  berubah baunya yang mengisyaratkan air itu tidak bersih lagi seperti asal mulanya, disebabkan oleh perilaku dan perbuatan manusia. Tercemarnya air merupakan gejala rusaknya tata kehidupan alam yang disebut rusaknya ekosistem dan kelestarian alam, bahkan terancamnya kehidupan manusia itu sendiri. Benarlah firman Allah :

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)". (Ar Ruum [30]: 41).

 

     Kaum Muslimin Rahimakumullah;

     Ayat tersebut mengingatkan kita dalam tiga hal yaitu:

Pertama;  Disadari atau tidak disadari, ternyata banyak perilaku dan perbuatan manusia yang menimbulkan kerusakan baik di darat maupun di laut bahkan di udara, termasuk pengerusakan air bersih menjadi air tercemar atau air kotor. Uap yang berasal dari pabrik dan kendaraan serta insektisida yang dipergunakan untuk membasmi serangga menimbulkan pencemaran udara yang besar pengaruhnya terhadap air hujan. Pembuangan limbah industri, limbah rumah tangga, buang sampah dan buang air besar di sungai serta tempat pembuangan kotoran  manusia yang dekat dengan sumur, mengakibatkan tidak bersihnya air sungai dan air sumur. Padahal air hujan, air sungai dan air sumur adalah jenis sarana air bersih yang paling banyak dipergunakan oleh masyarakat untuk bersuci dan minum.

Kedua;   Penyakit yang timbul  karena air yang tidak  bersih atau tercemar seperti kolera, diare, disentri dan lain sebagainya adalah merupakan peringatan Allah SWT kepada kita semua. Di satu pihak kita membutuhkan air sebagai sarana hidup dan kehidupan yang amat penting, tetapi di lain pihak kita mengotori air yang kita butuhkan itu.

 Ketiga;   Untuk menjaga keselamatan dan kelangsungan hidup manusia, kita harus kembali ke jalan yang benar, yaitu memperbaiki perilaku dan perbuatan kita agar tidak menimbulkan kerusakan khususnya tidak mengotori air sebagai sumber kehidupan. Kita harus menumbuhkan rasa cinta kepada air sebagai karunia Allah yang begitu besar manfaatnya bagi kehidupan manusia.

     Untuk itulah kita harus selalu ingat larangan Allah dan larangan Rasulullah SAW sebagaimana tersebut dalam ayat dan hadits berikut :

...وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

"...Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, sesungguhnya Allah tidak  menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan". (Al Qashash [28]: 77).

عَنْ جَابِرٍ قَالَ: نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُبَالَ فِي الْمَاءِ الْجَارِى ... )رواه الطبرانى)

"Dari Jabir: "Rasulullah SAW telah melarang buang air di air yang mengalir...". (Hadits riwayat Thabrani).

 

     Ayat tersebut dengan tegas melarang kita membuat kerusakan di muka bumi, apapun bentuk dan sifatnya. Kemudian secara khusus Rasulullah SAW melarang kita mengotori air apalagi dengan kotoran yang berasal dari kita sendiri. Segala sesuatu yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya pasti akan menimbulkan kemudharatan bagi kehidupan kita semua.

 

     Kaum Muslimin Rahimakumullah;

     Allah SWT Maha Rahman dan Maha Rahim, Maha Kasih dan Maha Sayang, Maha Adil dan Maha Bijaksana. Ia tidak membiarkan hamba-Nya binasa karena penyakit yang ditimbulkan oleh air yang tidak bersih. Ia memberikan tuntunan dan petunjuk kepada kita tentang pemurnian kembali air yang sudah tercemar. Ilmu Allah yang maha luas itu diberikan kepada yang ahli, yaitu kemampuan untuk mengolah air yang sudah tercemar atau air kotor menjadi air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk bersuci dan minum. Oleh karena itu agar kita selalu mendapat air bersih yang dapat kita manfaatkan untuk bersuci dan minum, hendaknya kita bertanya kepada para ahlinya, jika kita belum tahu bagaimana cara membersihkan air yang tercemar itu. Hal ini diperintahkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:

...فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

"...Bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui". (An Nahl [16]: 43).

 

     Kaum Muslimin Yang Berbahagia;

     Kita menyadari bahwa sebagian besar dari masyarakat kita masih memanfaatkan air hujan, air sungai dan air sumur baik sumur galian ataupun sumur pompa sebagai sumber air bersih. Oleh karena itu marilah kita berusaha untuk menjaga sumber­sumber air tersebut tetap bersih jangan sampai tercemar karena perbuatan kita sendiri. Marilah kita jaga kebersihan air hujan dari polusi udara, kita jaga kebersihan air sungai dari limbah industri dan limbah rumah tangga, dari sampah dan kotoran manusia, kita jaga kebersihan air sumur dari rembesan kotoran manusia.

     Dengan air bersih yang selalu kita pergunakan untuk bersuci dan minum, insya Allah, kita akan terhindar dari penyakit diare, kholera, disentri dan penyakit lainnya yang timbul karena air yang tidak bersih.

 

ألَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُّخْتَلِفًا أَلْوَانُهَا وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ 35:28وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

"Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah­buahan yang beraneka ragam jenisnya. Dan di antara gunung­gunung itu ada garis-garis putih dan merahyang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian pula di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama (orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah). Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun". (Faathir [35]: 27- 28). 

 

 

Share:
admin@ecomasjid.id